Oleh : Ruly Achdiat Santabrata
Jika Pak Jokowi sudah “mengeluh”, maka kita semua patut bersedih. Terutama jika RI-1 pun dibuat tak berdaya. Padahal hampir semua sumber daya yang mampu melakukan perubahan, ada di bawah kendali beliau.
Sedang di negeri dengan pemimpinnya seorang raja – King Charles – yang sekaligus Supreme Governor of the Church of England, kami umat muslim bisa mendirikan masjid dengan jumlah yang tak sedikit tanpa gangguan. Sebagai contoh di kota kecil saya (Slough) ada 8 masjid.
Begitupun seperti Sinagog dan gereja dapat berubah peruntukannya menjadi masjid begitupun sebaliknya (sesuai dengan ketentuan dan perijinan).
***
Ini semua karena ada “persepsi” bahwa jika seorang muslim (yang diberi berkah menjadi mayoritas di Indonesia) dan menduduki pucuk pucuk otoritas perijinan, memberi ijin atau bahkan membantu kelancaran pembangunan rumah ibadah, sama saja ia mengakui agama tersebut dan menjadi berdosa. Seperti memberi minuman keras kepada orang yang menganggap alkohol itu tidak haram, maka sang pemberi ikut menanggung dosa.
Berbeda jika membangun masjid. Boleh banyak sebanyak2nya, boleh megah semegah2nya. Dana yang sifatnya untuk publik (APBD) pun bisa digelontorkan tak terbatas. Hingga Rp 1 triliun? Masya Allah. Berkah berkah …
Mohon maaf jika saya salah dan keliru.
Semoga Tuhan mengampuni kita semua.
Sumber : Status Facebook Ruly Achdiat Santabrata
Comment