by

Saat Netizen Ingin Jokowi Usil Sesekali

 “Seru!” Begitu cuitan Iwan Setyawan, pengguna akun @iwanS10A, seusai bertemu dan dijamu makan siang Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Rabu (27/1). Iwan merupakan salah satu dari 30 penggiat sosial media yang siang itu diundang menikmati hidangan yang sudah disiapkan petugas dari Bagian Jamuan Sekretariat Presiden, kompleks Istana Kepresidenan.

Dengan masih terkekeh saat keluar dari pelataran Istana Negara, Iwan yang juga penulis buku 9 Summers 10 Autumns terus berkomentar sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. “Presiden Jokowi ternyata memang kocak,” tuturnya dengan wajah Tawan.

Iwan yang aktif menggunakan media sosial mengaku terus memantau pernyataan Presiden di dunia maya. Setelah bertemu dengan Presiden Jokowi langsung, Iwan mengatakan tidak menemukan kesan yang sama saat berkomunikasi dengan Presiden lewat Twitter, Facebook, ataupun laman resmi www.presidenri.go.id.

Komunikasi yang dibangun Presiden di sosial media dinilai cenderung formal. Banyak berisi tentang pernyataan resmi sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara, juga kegiatan formal Presiden.

Informasi informal, kata Iwan, bukanya tak penting. Warga juga butuh informasi resmi kegiatan Presiden. Namun, pria asal Batu, Jawa Timur, itu, juga menginginkan Presiden seperti yang dia lihat dan temui siang kemarin.

Pertanyaannya, mengapa Presiden menjadi begitu formal dan resmi jika di sosial media. Padahal warga menginginkan Presiden sesekali “usil” terhadap apa pun yang dipikirkan atau dikerjakannya dan dituangkan dalam sosial media. Tentu, sisi kemanusiaan seperti itu sangat dirindukannya. “Rasanya akan semakin dekat, seperti siang ini,” kata Iwan.

Kesan serupa dirasakan Alexander Thian, pemilik akun Twitter @aMrazing. Pengguna internet, menurut Alexander, sangat menginginkan komunikasi yang akrab antara Presiden dan rakyatnya di dunia maya. Bahkan, dijamin, siapa pun akan tetap menaruh hormat kepada Jokowi sebagai Presiden ketika keakraban itu terjalin dalam sosial media.

Dalam pertemuan itu, Alexander terkesan dengan obrolan bersama Presiden. Dia hadir untuk pertama kalinya bersama penggiat sosial media lainnya saat diundang makan siang bersama Presiden. Saat itu, penggiat sosial media menanyakan banyak hal. Termasuk juga menanyakan apakah Presiden mengikuti komentar-komentar jahat dan tajam terhadap dirinya.

“Kalau komentar yang jahat-jahat, Bapak baca enggak?” tanyanya. Presiden menjawab, “Oh, iya.” “Terus?” tanya netizen tersebut. Presiden melanjutkan, “Lah, ya, biarin saja. Kan, saya juga butuh hiburan.” Itulah penuturan Presiden seperti yang diturunkan Alexander di dalam cuitan akun Twitter-nya kemarin.

Kehadiran mereka di Istana karena permintaan Presiden. Mereka salah satu dari elemen masyarakat yang ingin didengar pandangannya tentang pemerintah saat ini. Tak heran jika di acara yang santai itu, Presiden lebih banyak mendengarkan lontaran, pernyataan, ataupun cerita para penggiat media sosial.

(Sumber: Kompas.com)

 

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed