by

Rumah Sehat

Oleh: Pepih Nugraha

Anda yang paham bahasa Jerman tentu tahu istilah “Krankenhaus” yang diterjemahkan sebagai “rumah sakit” dalam bahasa Indonesia, persis makna sesungguhnya.

Tetapi, sejak Anda mulai belajar bahasa Inggris, Anda diberi tahu guru makna “Hospital” sebagai “rumah sakit” dan menerima begitu saja sebagai kebenaran, sampai sekarang.

Padahal, bukankah “hospital” itu bermakna “ramah” dan turunan katanya, “hospitality” bermakna “keramahtamahan”?

Sejatinya, dua kata berbeda bahasa dan bangsa itu maknanya sama, yaitu “rumah sakit” sebagaimana yang kita kenal saat ini.

Dua istilah dengan makna sama tetapi berlawanan secara diametral itu tidak lepas dari sudut pandang dan budaya yang melekat pada masing-masing bangsa itu.

Orang Jerman ingin kelugasan makna agar tidak mendua, sementara Inggris memandang orang sakit itu perlu keramahtamahan dari para dokter dan perawat, bukan dibawa ke tempat yang angker.

Ada semacam penghalusan (kalau tidak mau disebut deviasi makna), sama seperti mengganti “panti jompo” dengan “rumah jompo”, kemudian menjadi “panti werdha”, padahal maknanya sama saja.

Makna mewujud dalam realitas, tidak sekedar tampil dalam teks tanpa “nyawa”. Kalau Anda mengatakan “Ibu saya sedang dirawat di rumah sakit”, maka makna yang terkandung dalam kalimat itu berisi “kesedihan”, “kemuraman” dan bahkan “keputusasaan”.

Tetapi cobalah kalau kalimat itu Anda ubah, “Ibu saya sedang menjalani penyembuhan di rumah sehat”, maka di sana tersua semacam”harapan” untuk sembuh seperti sedia kala, meski sesungguhnya Ibu Anda sedang sakit.

Maka “sakit” dan “sembuh” menjadi makna yang berbeda, bukan semata-mata berbeda teks (hermeneutika), tetapi berbeda secara “rasa bahasa”.

Teks adalah benda mati, tetapi niat membunyikan makna teks itu adalah urusan persepsi, pikiran. Anda bisa menghidupkan dan menggairahkan makna teks tersebut, bisa juga sebaliknya.

Jadi kalau Gubernur Anies Baswedan ingin mengubah “rumah sakit” di Jakarta menjadi “rumah sehat”, itu bukan isu baru. Anies yang pernah kuliah di Amerika Serikat tentu tidak pernah menjumpai “Krankenhaus” di sana, melainkan”hospital”.

Apakah Anda setuju dengan Anies Baswedan yang mengubah “rumah sakit” menjadi “rumah sehat”?

Saran saya sebelum menjawab “ya” atau “tidak”, lupakan kecintaan atau kebencian Anda kepadanya, tetapi fokus pada gagasan dan pesan yang disampaikannya.

Mulailah dengan “mengosongkan pikiran” dan bersihkan “toxic” purbasangka sebelum mengambil keputusan.

(Sumber: Facebook Pepih Nugraha)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1 comment

  1. Bukan soal anti Anies.
    Penggantian Rumah Sakit dgn Rumah Sehat jelas salah kaprah.
    Cari aja di kamus arti Rumah Sehat sama ga sama Rumah Sakit,
    Padahal maksud Anies kan sama, apalg nurut Menkes di dokumen tetap di tulis Rumah Sakit, Rumah Sehat cuma branding katanya.
    Terus Apakah Rumah Sakit Jiwa
    Bisa di branding jadi Rumah Sehat Jiwa???

News Feed