Oleh : Ahmad Sarwat
Tahun 70-an ada dua aliran musik yang saling bertabrakan di negeri kita, yaitu perang antara aliran dangdut yang dirajai Bang Haji Rhoma Irama dan aliran rock yang dipimpin oleh Ahmad Albar.
Bukan hanya beda aliran, tetapi para pencinta fanatik masing-masing aliran musik itu sudah ke titik saling perang secara fisik bahkan sampai terjadi aksi saling lempar batu.
Padahal sejatinya Bang Haji itu justru penggemar rock, khususnya Deep Purple. Ciri Deep Purle justru muncul di beberapa lagu Soneta, baik lewat liukan gitar, permainan organ atau teriakan melengking khas Ritchi Blackmore di Deep Purple.
Namun di pentas nyata, Rhoma adalah raja dangdut sejati. Seribuan judul lagu pernah ditulisnya bahkan diaransemen sendiri. Beliau bahkan dapat gelar doktor atas jasanya dalam kancah dangdut. Dia membangun FORSA alias Fans of Rhoma Irama dan Soneta.
Sebaliknya Ahmad Albar yang keturunan Arab dan kerap disapa ‘iyek’ sebenarnya bukan hanya jago menyanyi lagu rock, namun juga menguasai berbagai aliran musik, termasuk lagu Zakiya yang beraliran dangdut.
Di atas panggung, dengan pasukan God Bless-nya mencabik-cabik telinga pendengarnya lewat Semut Hitam, Kehidupan, Rumah Kita, Panggung Sandiwara dan banyak lagi.
Namun semua itu hanyalah aksi-aksi di atas panggung. Adapun apa yang sesungguhnya terjadi di belakang panggung, ternyata Bang Haji dan Iyek justru bersahabat.
Konon perang besar di antara keduanya selama ini boleh dibilang setengahnya merupakan setingan saja, biar menggairahkan masing-masing fans dalam mengkonsumsi group musik kesayangannya.
Semacam adu domba tapi dalam konteks yang berbeda. Namanya juga industri modern, ada-ada saja akalnya dalam mendapatkan cuan.
Pasti nanti ada yang tanya gini : Ustadz sendiri ikut rock apa dangdut? Nah terus terang yang ini susah dijawab. Tapi kira-kira saya akan jawab gini : masing-masing aliran punya keistimewaan sendiri-sendiri. Gitu barang kali
Sumber : Status Facebook
Comment