by

Rencana Busuk yang Berulang Kali Gagal dan Diridhoi

Oleh : Agung Wibawanto

Buntut dari “kelakuan” BEM UI yang menuding Jokowi sebagai King of Lip Service dgn memasang foto presiden lengkap dengan mahkotanya di akun ig bemui_official, diberitakan adanya aksi besar-besaran yang dilakukan oleh mahasiswa menuntut presiden Jokowi untuk mundur. Pada Kamis (1/7) tersebar berita berjudul “Beredar Undangan Aksi Besar-besaran 5 Juli 2021: Mahasiswa Bergerak Lakukan Perlawanan, Suarakan Kebenaran” yang dirilis oleh salah satu situs web berita daring.

Berita tersebut juga beredar dalam bentuk koran dan memasang foto Leon Alvinda Putra, Ketua BEM UI 2021, beserta mahasiswa UI lainnya di halaman depan. Dalam berita tersebut, disebutkan bahwa telah beredar undangan aksi yang akan digelar pada tanggal 5 Juli 2021. Mengutip dari artikel yang terbit itu, ajakan aksi tersebut tersebar melalui WhatsApp dengan seruan yang berbunyi “Rencana mau demo seluruh mahasiswa tanggal 5 Juli. Setelah BEM UI, UGM, dan Malang Raya bergerak dan lawan Jokowi”.

Berita itu pun sempat menjadi trend issue di berbagai akun media sosial. Menjadi semacam peluang menaikan rating beberapa akun serta media pemberitaan online. Bagi warganet sendiri dijadikan semacam wadah untuk komen negatif. Kebanyakan mendukung rencana aksi ditambah hujatan kepada pemerintah. Entah mereka percaya dengan aksi tersebut atau hanya sekadar “teriak-teriak” gak jelas aja. Sementara bagi warganet lainnya memunculkan ketakutan, parno hingga rasa was-was. Terlebih muncul video viralnya Eggy Sujana yang “mengancam” Jokowi melakukan pertobatan pada 5 Juli itu. Jika tidak, katanya, maka akan terjadi pembangkangan nasional (bukankah selama ini juga mereka sudah membangkang terus?). Benarkah akan terjadi aksi besar-besaran pada 5 Juli (hari ini tadi)? Sebelum itu, BEM UI telah melakukan klarifikasi membantah rencana aksi tersebut. Leon mengatakan, BEM UI 2021 memahami tingginya kasus Covid-19 saat ini.

Lanjutnya, ia juga mengimbau seluruh masyarakat untuk bersama menjaga protokol kesehatan. Ia pun menyesalkan pencatutan nama BEM UI dalam rencana demo tersebut. “Menyayangkan adanya pencatutan nama BEM UI oleh media Harian Terbit tanpa berkomunikasi dengan pihak BEM UI 2021 terlebih dahulu,” sesal dia. Hari ini, Senin tanggal 5 Juli 2021, hari yang dikabarkan akan ada aksi besar-besaran oleh mahasiswa ataupun kelompok lainnya. Saya menjadi salah satu orang yang kecewa karena ternyata tidak ada aksi apapun di tengah masa PPMK Darurat ini. Mengapa kecewa? Karena menunggu sesuatu yang tidak ada. Menunggu ingin melihat seberapa besar nyali mereka melakukan aksi di masa pandemi dan status PPMK Darurat ini. Alih-alih aksi besar-besaran, Eggy Sujana muncul pun tidak, atau bersuara pun tidak pada hari ini. Sang Ketua BEM UI bahkan sudah beralih isu ke soal penanganan covid 19.

Sepertinya tidak lagi sesangar beberapa hari lalu yang berani menyerang Presiden Jokowi. Atau mungkin juga mereka sudah “mati gaya” karena Jokowi tidak terpancing? Atau menjadi mulai ragu dengan tuduhannya, karena ternyata banyak mahasiswa yang menentang mereka, sebut saja aliansi BEM PTS se-Jabodetabek juga BEM PT di daerah lainnya. Lantas apa sih yang bisa disimpulkan? Entah sadar atau tidak (saya harap sadar), bahwa apa yang dilakukan BEM UI dapat berimplikasi macam-macam termasuk salah satunya “dimanfaatkan”. Dimanfaatkan positif sih bagus, tapi kalau negatif seperti ini (pencatutan nama dalam rencana aksi). Artinya ingin membuat buruk citra BEM UI, siapa yang melakukan? Pemerintah? Mereka yang dianggap buzzer NKRI?

Bukan. Yang memanfaatkan jelas para pendompleng politik dengan tujuan membuat kegaduhan. Harusnya BEM UI menganggap ini lebih kejam dari sekadar dipanggil rektorat ataupun peretasan akun. Jika memang BEM UI konsisten berjuang, maka lakukan laporan dan gugatan ke polisi atas pencatutan tersebut. Jadi, seolah BEM UI salah mencari lawan dan mendapat kawan. Yang selama ini dianggap lawan (Jokowi) hanya diam saja meski sudah mereka olok-olok. Sementara golongan pendukung khilafah yang dianggap kawan justru mencoreng wajah mereka. Bagaimana malunya?

Ada yang malu lainnya. Eggy Sujana menyebut bahwa ucapannya insha Alloh diridhoi Alloh SWT. Faktanya hari ini tanggal 5 Juli tidak terjadi apa-apa. Ancamannya bak gas yang keluar dari bawah lalu hilang tertiup angin. Artinya, Alloh tidak meridhoi Eggy dkk. Alloh SWT masih meridhoi Jokowi memimpin negeri ini hingga nanti selesai tahun 2024. Malu gak malu gak? Malu dong, masa enggak? Harusnya fakta ini dapat disadari baik oleh BEM UI maupun Eggy dkk. Kalau belum sadar juga ya artinya ndablek!

Sumber : Status Facebook Agung Wibawanto

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed