by

Rejeki Itu Tidak Tergantung Iman Atau Kufur

Oleh : Ahmad Sarwat

Allah SWT Maha Kaya, Dia mengatur tiap makhluk untuk dapat rejeki, meski kadang lewat jalan yang tidak terbayang. Kalau pinjam istilah Al-Quran, min haitsu la yahtasib.

Main bola yang dulunya hanya sekedar hobi, ternyata bisa mendatangkan rejeki. Banyak orang kaya karena jadi pemain bola profesional.

Pemulung di Bantar Gebang ternyata banyak juga yang jadi orang kaya raya, padahal kerjaannya mengais-ngais sampah. Sebagiannya ada yang punya penghasilan bisa melebihi UMR.

Pak ogah kerjaan cuma berdiri di tengah jalanan di Jakarta, tapi tangannya sibuk terima uang. Receh sih, tapi jumlahnya bisa jutaan kalau dikumpulkan. Bayangkan, setorannya saja sudah bikin senang petugas.

Mbak Yatmi pemilik warteg sebelah ternyata punya rumah mewah di kampung yang ada kolam renang segala.

Dulu cuma iseng upload video di YouTube, sekarang banyak anak jadi sultan kaya raya dari hasil bikin konten. Penontonnya jutaan sampai jadi tokoh terkenal.

Memang benar-benar rejeki itu ada saja jalannya. Kadang tidak terbayang sama sekali bagaimana Allah mendistribusikan rejeki kepada hamba-Nya.

* * *

Uniknya lagi, rejeki tetap Allah berikan, meski kepada hamba yang maksiat.

Kalau nggak percaya vcoba tuh lihat Fir’aun. Dia itu tokoh jahat, tapi rejekinya lancar duitnya tetap banyak berlimpah.

Lihat juga tukang palak, maling, copet, jambret, begal, perampok, calo tiket, bandar judi, koruptor dan teman-temannya. Semua tetap lancar dapat rejeki.

Sampai para pelacur pun kebagian rejeki lancar juga. Padahal profesinya dikutuk masyarakat dan resiko tertular penyakit.

Yang saya nggak bisa bayangin, gimana kerja jadi pelacur di musim pandemi? Apakah mereka jaga protokol kesehatan, pakai masker dan jaga jarak? Atau pada mati kena covid?

* * *

Dulu kita mengira semakin banyak rejeki menandakan semakin tinggi iman, semakin sedikit rejeki menandakan rendahnya iman.

Ternyata keliru total. Rejeki itu Allah yang mengatur, tidak ada hubungannya dengan iman atau kufur.

فَأَمَّا الْإِنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ

Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: “Tuhanku telah memuliakanku”.

وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ

Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata: “Tuhanku menghinakanku”.

Sumber : Status Facebook Ahmad Sarwat

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed