by

PWNU Jawa Timur Versi Komunitas Muslim Hijrah

Oleh : Mamang Haerudin

Setelah acara Silaturahim dan Shalawat Akbar (pada 30 September 2022) yang diselenggarakan komunitas Muslim Hijrah “Ojo Leren Dadi Wong Apik” di salah satu Stadion di Bantul resmi dipindahkan (dikedapatkan menyertakan foto KH. Ahmad Said Asrori/Katib Am PBNU), kini giliran acara Surabaya Islamic Fest juga dijadwal ulang. Kali ini Komunitas Hijrah bukan hanya dikedapatkan mencatut nama KH. Agoes Ali Masyhuri, tetapi mengakui telah mencatut logo PWNU dan MUI Jawa Timur. Entah karena alasan proses konfirmasi izin atau alasan apa pun, yang jelas salah satu artis hijrah yakni Arie Untung (mewakili panitia) mengeluarkan klarifikasi permintaan maaf di akun Instagram Hijrahfest.

Acara yang sekiranya digelar 14-16 Oktober 2022 ini, benar-benar direschedule. Bayangkan, acara yang memang telah rutin digelar ini akan kembali digelar dengan status “pemesanan penuh” alias tiket terjual habis. Bahkan saya membaca langsung di dalam satu komentar akun Instagram Hijrahfest, seorang Muslimah Indramayu rela jauh-jauh hari telah memesan tiket hotel selama 3 hari demi acara pengajian hijrah ini. Mengerikan bukan pengorbanannya? Bukankah acara pengajian di Indramayu juga banyak? Inilah istimewanya acara yang diselenggarakan oleh Komunitas Hijrah. Selalu ramai peminat dan jamaah. Biaya mahal pun tak jadi masalah.

Selain Gus Ali memang ada KH. Cholil Nafis yang fotonya dipajang di dalam poster. Kalau Kiai Cholil sudah tidak aneh bisa ikut bergabung mengisi pengajian bersama Komunitas Hijrah, tetapi bagi Gus Ali pasti ada yang aneh. Memang benar, entah karena bisikan siapa, semua alat promosi acara diturunkan, pihak panitia pun meminta maaf. Bayangkan, kalau dihitung-hitung sudah berapa banyak biaya yang dikeluarkan pihak panitia dalam masa promosi dan sosialisasi acara. Tidak tanggung-tanggung, Ibu Khofifah Indar Parawansa yang notabene Gubernur Jawa Timur juga di pajang di dalam poster dan dipastikan akan membuka acara pengajian ini.

Bukan Jawa Timur kalau tidak gercep alias gerak cepat. Jawa Timur ini memang basis NU atau Nahdliyin-nya terkuat dan terfanatik di Indonesia. Jangan main-main dengan Jawa Timur. Seperti acara Komunitas “Ojo Leren Dadi Wong Apik” di Yogyakarta yang juga mencoba melibatkan Katib Am PBNU, di acara Surabaya Islamic Fest ini juga punya strategi melibatkan Gus Ali, tetapi punya nasib yang sama akhirnya dibatalkan atau dalam bahasa panitia: direschedule. Lalu seberapa seru dan “menyeramkan” kah sampai kemudian acara ini dibatalkan?

Wallaahu a’lam

Sumber : Status Facebook Mamang M Haerudin (Aa)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed