by

Pulang Kampung Harus Masuk Karantina

Mudik itu tidak punya masalah dengan kerjaan dan ekonomi. Dia mudik untuk mengunjungi keluarga besarnya, silaturahmi, beramai-ramai pada momen tertentu, biasanya hari besar agama. Seperti Lebaran.

Ini yang dilarang.

“Lah, kan pulang kampung sama mudik sama-sama punya potensi menyebarkan virus ?”

Memang. Tapi lebih mudah mengkarantina orang yang pulang kampung, karena gada kerjaan di kota. Orang ini biasanya sendirian, karena dia kepala keluarga atau pencari nafkahnya. Mengkarantina satu orang akan lebih mudah dilakukan Pemerintah daerah.

Tapi kalau mudik, biasanya beramai-ramai dalam satu waktu yang sama. Satu keluarga. Dan mereka akan berkumpul dengan keluarga lainnya di satu rumah.

Bayangkan, gimana karantinanya ketika ada beberapa keluarga dari berbagai kota kumpul di satu rumah dalam waktu yang bersamaan ?

Repot, kan ?

Makanya, daripada nanti merepotkan Pemerintah daerah setempat, ya dilarang lebih bagus. Itu logika berfikirnya..

Sekali lagi catat, pembeda antara pulang kampung dan mudik ini hanya saat masa wabah dan tidak berlaku selamanya.

Paham, kan ? Atau pura-pura gak paham supaya punya bahan bullyan ? Hayo, ngaku..

Kalau ngga, gak kukasi kopi loo..

Sumber : Status Facebook Sulfas Erts Anto

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed