by

Prabowo Salah Langkah

Oleh: Erizeli Bandaro

Saya terharu. Prabowo lebaran sowan ke rumah Wiranto, Mantan Menko Polkam, ke Rumah Mahfud MD. Walau secara formal itu hanya acara silahturahim hari raya idul fitri. Namun mudah ditebak ada nuansa politik. Prabowo tahu bahwa dua orang ini termasuk clean dihadapan Ibu Mega. Kalau bisa dikatakan dipercaya Ibu Mega. Periode pertama yang minta Jokowi agar Wiranto sebagai Menko Polhukam adalah Megawati. Begitu juga yang minta Mahfud jadi Menkopolhukam adalah Megawati.

Mungkin saja ini cara lobi Prabowo melunakan hati Megawati setelah kemarin sempat tersinggung gara gara ada pertemuan membentuk Koalisi lima partai minus PDIP, yang kemudian dijawab Megawati dengan menunjuk Ganjar tanpa adanya koalisi. Kalaulah Prabowo tidak terpengaruh provokasi elite partai lain untuk adu bargain dihadapan PDIP, mungkin sikap Megawati akan lain. Tetapi itulah wanita, dan juga politisi. Intuisi politik dan perasaannya sangat sensitif melihat fenomena disekitarnya.

WIranto punya sejarah kedekatan dengan Megawati. Mahfud juga sama. Entah mengapa Megawati sangat dekat secara personal kepada Wiranto dan mahfud. Kepada kedua orang itu, Megawati tidak punya kekawatiran apapun. Wiranto secara politik jelas pantuh kepada sumpah prajurit. Mahfud secara politik sangat patuh dengan agama yang dia yakini. Berbeda dengan JK. Hubungan Megawati kepada JK lebih karena pertimbangan kompromi politik, volatile sekali.

“ Pak Wir, bantu saya bicara dengan Ibu Mega. “ Kira kita begitu kara Prabowo berharap bantuan Wiranto. Dan kalau pembicaraan antara Wiranto dan Megawati positif, kemungkinan setelah lebaran PS akan bertemu dengan Megawati untuk lebaran. Dan kepada Mahfud “ Pak Mahfud, mari gabung dengan saya. Jadi cawapres saya. “ Kira kita begitu kata PS. Kalau ada tanggapa positif kemungiinan Prabowo lebih mudah bicara ke megawati.

Keputusan Megawati menunjuk Ganjar itu setelah ada kepastian logistik dan biaya kampanye. Mahfud itu adalah kartu truff Megawati untuk menghadapi koalisi besar dan koalisi Perubahan yang mengusung anies. Maklum semua tahu, MenkoPolhukam itu kuasai infrastruktur Pemilu untuk mengamankan mesin partai dari persaingan tidak sehat, termasuk money politik. PDIP sadar bahwa pemilu 2024 adalah semua partai start from zero. Semua punya peluang sama. Pemilu jujur sangat menentukan proses demokrasi yang sehat.

Kalau Ganjar berpasangan dengan Mahfud, saya yakin, PS dan Anies menghadapi lawan yang tidak mudah. Mengapa ? mahfud bukan hanya didukung oleh NU tapi juga oleh Muhammadiah. Dia muslim moderat. Aktifis Pelajar islam indonesia dan HMI. Dia akan sangat terpelajar menghadapi narasi politik identitas. Lawan yang imbang mahfud sebagai cawapres adalah Yusril. Tapi Yusril udah lebih dulu merapat ke PDIP.…

Ya dalam politik tidak ada yang terjadi begitu saja, tapi itu sudah lewat perencanaan dengan seksama dengan dukungan data dan informasi yang valid. Tidak ada yang mudah dibaca, Kalau mudah dibaca itu namanya drama sabun ala pengamat dan tukang suvey.

(Sumber: Facebook DDB)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed