Oleh: Maman Ali Haedar
Saat ini tampaknya elit PKS sedang sekuat tenaga menghilangkan image politik identitas yang kerap digunakan dan secara sadar dibangun bertahun tahun sejak PKSPiyungan masih eksis dulu.
Tidak mudah membasuh najis politik identitas yang telah lama mereka gunakan, najis itu akan melekat paling tidak harus dibasuh 7 x pemilu seperti cara bersuci utk menghilangkan najis mogholadoh.
PKS ahirnya sadar bahwa menggunakan politik identitas itu tidak akan menjadi partai besar, konstituenya paling banter 8%, itu akan trs berkurang seiring kecerdasan publik yg terus naik, politik identitas hanya laku pada rakyat yang BODOH walaupun mereka merasa dirinya pinter dan saleh.
Agar politik identitas terus laku maka rakyat harus dibuat bodoh dan itu bertentangan dengan misi partai itu dibentuk, politik identitas memang efektif untuk tujuan pragmatis tapi ia akan stuck sampai disitu saja, secara perlahan partai itu akan ditinggalkan.
3 besar capres versi survei SMRC adalah Prabowo menurun karena dianggap masa lalu, Anies Baswedan stuck karena kenangan pilkada DKI dengan politik identitas yang melekat, sedangkan Ganjar Pranowo terus membubung naik dan potensinya trs naik karena ruang gerak untuk membangun citra juga terbuka lebar.
Anies kinipun berusaha untuk menghilangkan kesan dekat dengan kelompok pengusung khilafah dan sejenis tapi dirinya terlanjur melekat politik ayat dan mayat yang masih diingat publik.
Mesin partai sudah mulai hidup, politik sudah memanas, deklarasi terjadi dimana mana – mari kita buang dan jangan pilih orang atau partai yg selalu menggunakan politik identitas.
Islam di Indonesia adalah agama yang paling menderita akibat politik identitas ini, sehingga disalah pahami bukan sebagai agama yang “rahmatan lil alamin”, tapi keras dan tidak toleran padahal itu hanya cara politisi busuk memperkosa agama untuk kepentingan kekuasaan bagi dirinya.
Wallahualam.
(Sumber: DDB)
Comment