by

Polemik Film Kartun Nussa

Oleh: Ester Lestari

Ada dua pendapat yang berbeda dalam menyikapi pemutaran film kartun Nussa ini: 1.mendukung dengan alasan film kartun ini dianggap film islami yang mengajarkan nilai-nilai keislaman untuk anak-anak sejak dini. 2.mewaspadai atau cenderung menolak karena pembuatan kartun ini tak lepas dari peran ustadz Felix.

Untuk yang mendukung, saya pikir tak perlu diuraikan lagi alasan mereka mengapa mendukung pemutaran film kartun Nussa ini, alasannya jelas: karena menurut pihak pembuatnya, film ini ditujukan untuk mendidik anak-anak sejak dini supaya mengenal nilai-nilai islami yang dikemas dalam kisah-kisah yang dialami seorang bocah bernama Nussa beserta keluarganya.

Untuk yang mengambil sikap waspada dan cenderung menolak peredaran dan atau penayangan film ini, mereka juga punya alasan tersendiri. Menurut pengamatan saya, berbagai alasan yang muncul dalam penolakan film ini, kalau dirangkum, kurang lebih seperti ini: Pembuatan film kartun Nussa ini tak lepas dari peran ustadz Felix.

Sedangkan ustadz Felix ini beberapa waktu yang lalu pernah mengeluarkan pernyataan-pernyataa yang cukup kontroversial, apa itu? Ustadz Felix secara tidak langsung mengajak dan mendukung berdirinya khilafah. Padahal sudah bukan rahasia lagi apa itu khilafah atau negara yang berdasarkan khilafah.

Menurut mereka yg menolak film ini, bukan tidak mungkin faham-faham khilafah akan disematkan dalam film ini, sehingga lambat laun anak-anak negeri ini yang suka dengan film Nussa pola pikir mereka akan menerima paham khilafah. Kalau hal ini sudah terjadi, tinggal tunggu waktu saja, Pancasila akan diganti dengan khilafah.

Nah, kapan itu terjadi? Tentunya saat anak-anak yg sudah terdoktrin paham khilafah melalui film ini sudah dewasa dan mulai ikut andil dalam menentukan arah masa depan bangsa ini. Mereka akan mencari jalan untuk mengganti pancasila secara perlahan dengan khilafah.

Dan setelah khilafah tegak berdiri di sini, kita semua tahu apa yang bakal terjadi di Indonesia ini.Dari uraian di atas, sebetulnya dua kelompok tersebut tujuannya sama, yaitu ingin anak-anak bangsa ini mendapat ajaran akhlak yang bagus.

Cuma bedanya, yang satu langsung setuju karena seolah-olah dikemas secara islami. Sdangkan yang satunya lewat jalan mengkaji dulu latar belakang dan siapa-siapa yang ada dan berperan dalam pembuatan film ini untuk berjaga-jaga agar tidak kecolongan dengan masuknya ajaran-ajaran yang bertentangan dengan pancasila.Ini sekedar ulasan dari sudut pandang saya.

Nah bagi teman-teman sendiri, akan memilih yang mana?

(Sumber: Facebook DDB)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed