by

PKS (Sebuah Pengantar Kepergian Fahri Hamzah)

Oleh: Tomi Lebang
 

Dulu, sejak masih bernama Partai Keadilan, saya pengagum partai ini. PK adalah anak kandung reformasi: ia didirikan anak-anak muda hanya dua bulan setelah terjungkalnya Soeharto, penguasa Orde Baru. PK dideklarasikan pada 20 Juli 1998 di Masjid Al-Azhar, Jakarta.

Tokoh-tokohnya tak ambisius, mereka bukan figur terkenal. Tak ada politik uang dalam pemilihan ketua partainya, mereka tak berebut jabatan, dll. Tak terdengar di tubuh partai ini kabar-kabar angin soal “uang saku” bagi cabang-cabang partai di muktamar untuk mendukung calon ketua seperti yang mudah kita dapatkan di setiap pergantian pengurus di partai lain.

Dan satu lagi yang terasa benar istimewa: partai ini selalu hadir lebih awal dari palang merah di daerah bencana di mana pun di Indonesia, terutama di kota-kota. Para pendukungnya mempertontonkan akhlak mulia bermasyarakat. Bagi saya, bukan pemandangan aneh dan tidak menganggapnya sebagai pencitraan bila melihat rombongan orang berwajah teduh – dengan anak istri — bekerja bakti membersihkan lingkungan rumah, sebagian beratribut padi dan bintang saban minggu.

Lalu PK yang tak lolos ambang batas perolehan suara di pemilu legislatif pertamanya dengan perolehan hanya 1,36 persen di tahun 1999, terpaksa mengubah nama demi keikutsertaan di pemilu berikutnya. Maka lahirlah Partai Keadilan Sejahtera pada 3 Juli 2003.

Pemilu 2004 suara PKS melambung tinggi: 7,34 persen dari total suara nasional atau setara 45 kursi di DPR. Presiden PKS, Hidayat Nur Wahid bahkan sukses menekuk tokoh PDIP dalam pemilihan Ketua MPR. Sejak itu, PKS tak lagi asing dari jabatan kekuasaan. Tokoh-tokohnya jadi menteri, jadi gubernur di sejumlah daerah, dan tentu tak terhitung jabatan tinggi lainnya.

Dan kekuasaan selalu beriringan dengan pragmatisme. Saya kaget ketika PKS mengusung seorang jenderal polisi – Adang Daradjatun — jadi calon Gubernur DKI di Pilkada 2007. PKS sepertinya tak risih dengan biaya kampanye besar dari Adang, tak mempertanyakan asal usulnya, bahkan ketika Adang disebutkan sebagai satu dari sejumlah pemilik rekening gendut di kepolisian.

Saat itu mulai juga berhembus kabar soal adanya dua faksi di tubuh PKS: faksi keadilan (yang masih memegang teguh ideologi lama PK) dan faksi kesejahteraan (yang seperti politisi kebanyakan, menikmati gemerlap dunia).

Puncaknya adalah tsunami Ahmad Fathonah. Tak perlulah saya rincikan lagi, Anda semua sudah paham. Yang jelas, dalam masa yang menjadi ujian terbesar bagi perjalanan PKS ini, Presiden PKS sendiri Luthfi Hasan Ishaaq terbelit kasus korupsi dan masuk penjara sampai hari ini.

Setelah itu, PKS seperti partai lainnya, mengarungi belantara politik tanah air yang rasanya jauh dari impian saya seperti saat melihat PK berdiri. Tapi di setiap pemilu yang saya ikuti – jujur nih – saya selalu memilih satu dari nama yang tercantum di kolom PKS: entah di DPR atau DPRD.

Begitulah kawan-kawan. Lama nian saya kehilangan partai ini.

Baru setahun terakhir, harapan itu kembali hadir. PKS telah berganti masinis, dari yang disebut-sebut sebagai faksi kesejahteraan karena kaya, berjam Rolex dan bermobil Alphard (Hilmi Aminuddin, Anis Matta, Fahri Hamzah, dll) ke mereka yang bernama tengah keadilan karena lebih sederhana, kalem dan santun (Salim Segaf Al-Jufri, Mohamad Sohibul Iman, Tiffatul Sembiring, dll).

Ketua Majelis Syuro PKS kini adalah Salim Segaf Al-Jufri, bekas menteri dan juga Duta Besar Indonesia di Saudi Arabia. Saya ingat lelaki pendiam ini, saat menjadi Menteri Sosial di kabinet SBY, kendaraan dinasnya oleh sopir melanggar jalur busway Trans Jakarta. Seorang pengendara memotretnya dan mengirimkannya ke media sosial. Dan kecaman publik pun sampai ke sang menteri.

Hari itu juga, Salim Segaf Al-Jufri sendiri datang ke Kantor Polsek Mampang, Jakarta Selatan dan meminta surat tilang untuk dirinya.

Demikianlah cerita saya, anggap saja pengantar kepergian Tuan Fahri Hamzah ….

— Kuningan, 4 April 2016

 

(Sumber: Facebook Tomi Lebang)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed