by

Proyek Kereta Jokowi Menghapus Pesimisme

Oleh: Supriyanto Martosuwito

Proyek KA Cepat Jakarta – Bandung dan kereta bawah tanah, Moda Rata Terpadu (MRT – mass rapid transit) di ibukota, merupakan proyek ambisius Jokowi yang sesungguhnya rentan gagal. Tak heran, meski sudah dirancang sejak zaman Orba, tak ada Gubernur DKI Jakarta yang berani mewujudkannya.

Bukan hanya mempertaruhkan citra Indonesia, pertaruhan ekonomi negara, melainkan juga berdampak politik. Jabatan bisa hilang karenanya. Tak heran bila banyak pihak yang skeptis dan pesimis. Sampai kemudian MRT Bunderan HI berwujud. Dan kini berlanjut ke Stasiun Kota.

Gubernur DKI Jokowi lah yang berani mewujudkannya..

KA Cepat kerjasama dengan China itu, tak terkecuali. Setiap ada hambatan dan kesulitan, respon mereka yang antipati langsung menuduh “bakal proyek mangkrak” dan “proyek gagal”. Namun kini terbukti, sudah terwujud dan sudah memasuki tahap uji coba.

Uji coba pengoperasian Kereta Cepat Jakarta-Bandung disaksikan secara virtual dari Bali oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden China Xi Jinping, Rabu (16/11/2022) lalu.

Kedua Kepala Negara menyaksikan video uji coba Kereta Cepat yang dikemudikan Masinis Mu Zhen dan Supriadi dari Stasiun Tegalluar, Jawa Barat, dan menghapus keraguan serta pesimisme terkait proyek ambisius Jokowi di transportasi berbasis rel selama ini.

Luhut Binsar Pandjaitan, selaku Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), melaporkan progres proyek Kereta Cepat yang ditargetkan beroperasi Juni 2023, telah berjalan 80,4 persen. Dia menegaskan penyelesaian proyek KCJB tidak boleh molor.

Di sisi lain, proyek MRT hasil kerjasama dengan Jepang, yang sukses, menarik minat investor Korea Selatan dan Inggris. MRT yang dimulai dari Lebakbulus – Bunderan HI dan kini menuju Stasiun Kota, akan terus dikembangkan ke Tangerang hingga Cikarang, selain Fatmawati – Kampung Rambutan, dan Kalideres di Jakarta Barat ke Ujung Menteng di Jakarta Timur.

Total akan ada jalur MRT sepanjang 110 Km.

Pembangunan infrastruktur di Jakarta dan sekitarnya tak terhenti – bahkan makin meluas – hingga 2028 mendatang – meski Jakarta kelak tak lagi menjadi ibukota. Lantaran ibukota yang baru sedang dibangun di kawasan Penajam, Kalimantan Timur.

Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh pada penyelesaian proyek ini, baik pada sisi kebijakan, finansial, sesuai dengan peraturan di Indonesia,” ujarnya, seraya menyebut, Kereta Cepat Jakarta-Bandung menjadi landmark kerja sama strategis Indonesia dan China.

Menurutnya, proyek KCJB telah menjadi batu loncatan bagi sejumlah proyek strategis kerja sama kedua negara seperti Kawasan Industri Weda Bay, Morowali, Kawasan Industri Hijau Kalimantan Utara, dan lain-lain.

Dengan headway 20 – 30 menit, Kereta Cepat akan menambah pilihan perjalanan Jakarta-Bandung yang dengan moda canggih ini hanya menempuh waktu 36 hingga 44 menit. Lebih singkat dan fleksibel untuk aktivitas yang lebih maksimal.

Menggunakan kereta generasi terbaru CR400AF, memiliki panjang trase 142,3 km dengan empat stasiun pemberhentian Halim, Karawang, Padalarang, Tegalluar dengan satu depo yang berlokasi di Tegalluar. Setiap stasiun KCJB akan terintegrasi dengan moda transportasi massal di setiap wilayah.

Dari total panjang trase kereta cepat, lebih dari 80 km di antaranya memiliki struktur ‘elevated’ sedangkan sisanya berupa 13 ‘tunnel’ dan ‘subgrade’. Beberapa fasilitas sementara seperti ‘Batching Plant’ dan ‘Casting Yard’ dibangun di beberapa titik kritis untuk mendukung percepatan proses pembangunan.

Berdasarkan kepemilikan saham, Indonesia melalui BUMN PT Pilar Sinergi merupakan pemegang saham mayoritas yakni 60 persen. Sementara itu, kepemilikan saham China sebesar 40 persen. KAI sebagai pemimpin konsorsium dibantu oleh negara dengan suntikan dana sebesar Rp3,2 triliun melalui skema Penyertaan Modal Negara.

BUMN perkeretaapian itu telah menyatakan siap untuk menyelesaikan penugasan Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung hingga target rampung pada Juni 2023.

MELANJUTKAN sukses MRT Koridor Fase 1 Lebak Bulus-HI sepanjang 16 km dan Fase 2 Bundaran HI-Kota Tua sepanjang 11,8 kilometer, Kementrian Perhubungan meneruskan kerjasama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk memperluas sistem transportasi umum dengan jangkauan MRT Jalur Timur-Barat.

Mengejutkan. Jalur Timur-Barat adalah rute MRT yang akan dibangun oleh Jepang, membentang dari Balaraja Tangerang, Banten hingga Cikarang, Jawa Barat, dengan panjang kurang lebih 89 KM melewati di tiga provinsi, Provinsi Banten, DKI Jakarta hingga Jawa Barat .

Perusahaan BUMD MRT Jakarta, Jasa Sarana, dan perusahaan swasta Jababeka telah meneken MoU untuk kerja sama pengembangan jalur MRT fase ketiga barat-timur dan kawasan berorientasi transit atau TOD (transit oriented development). Jalur barat-timur ini akan membangun 49 stasiun yang semuanya potensial menjadi kawasan TOD.

PT MRT Jakarta dan PT Jababeka Tbk sepakat untuk menjajaki kerja sama terkait pembangunan proyek transportasi publik moda raya terpadu (MRT) fase ketiga trase timur-barat (Balaraja-Cikarang) dan pengembangan di wilayah Jawa Barat-Bekasi (Jababeka).

Dokumen ditandatangani oleh Takehiro Yasui, Kepala Kantor Perwakilan JICA Indonesia dan Zulmafendi, Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan.

Saat ini, PT MRT tengah membangun jalur MRT Fase II yang akan melintasi dari Bundaran HI hingga ke Kota dan dilanjut hingga Ancol Barat, Jakarta Utara. Lintasan yang menghubungkan sisi Selatan Jakarta ke sisi Utara Jakarta ini membentang hingga 28 kilometer.

Tak hanya menghubungkan sisi Selatan Jakarta dan sisi Utara Jakarta, PT MRT juga berencana menghubungkan Jakarta Barat dengan Jakarta Timur, yakni dari Kalideres ke Ujung Menteng, dengan panjang 56 kilometer.

Pembangunannya, dapat terealisasi di 2028, dimana seluruh Jakarta akan terintegrasi. ***

(Sumber: Facebook Supriyanto)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed