Oleh : Ary Sudiargo
Tadi pagi aku mengantar istriku ke suatu tempat di surabaya untuk satu keperluan penting. Dengan santai kami berbincang tentang masa kuliah dan teman-teman yang kami punya saat kuliah. Seperti biasa tdk ada yang kami tutup tutupi tentang semua cerita masa lalu itu.
Sampai suatu ketika istriku bilang tentang beberapa orang yang satu almamater dengan dia tapi berasal dari jurusan yang berbeda. Istriku tidak mengenal mereka saat kuliah dan baru bertemu dengan mereka saat sudah bekerja di institusi yang sama. Orang-orang yang baru mengenal istriku ketika sudah menjadi istriku, sudah menjadi ibu dari shinichi dan kenjiro, sudah bekerja mapan sebagai dosen itu bilang bahwa “mereka menyesal kenapa nggak dulu-dulu mereka mengenal bu rike?”
Aku terus terang nggak begitu paham dengan ungkapan “kenapa nggak dulu-dulu mereka mengenal ….” itu. Tetapi setelah istriku menjelaskan bahwa itu semacam flirting atau rayuan dari orang-orang yang “nakal” kepada perempuan baik yang masih single atau sudah beristri.
Istriku mengingatkan aku kepada seorang laki-laki beristri dan beranak tiga yang pernah mendekati istriku saat istriku masih single dan kami masih berpacaran. Kalau tidak salah namanya pak yoga. Istriku pernah dikuntit selama istriku shopping ber jam-jam di tunjungan plaza. Pak yoga itu juga ngomong “saya nyesel kenapa baru kenal bu rike sekarang ….”
Menurutku penyesalan atau “penyesalan” itu jika diucapkan oleh laki-laki atau perempuan yang sudah menikah dan apalagi sudah beranak, secara tersirat mengungkapkan penyesalan terhadap pernikahan yang sudah dia lakukan, terhadap wanita atau pria yang sudah dia nikahi, terhadap anak-anak yang lahir akibat pernikahan tersebut dan kehidupan bersama yang telah dia (bersama pasangannya) lalui.
Dan itu sudah terlalu terlambat untuk diucapkan.
Istriku memang cantik dan cerdas. Tapi apakah setiap kita bertemu dengan perempuan cantik dan cerdas, sementara istri kita di rumah tidak secantik dan secerdas wanita itu, kemudian kita patut menyesal? Iya kalau kita sekali ketemu wanita cantik dan cerdas, bagaimana jika kita bertemu berkali kali dengan wanita yang lebih cantik dan lebih cerdas daripada istri kita? Trus kita menyesal berkali kali dong?
Bayangkan jika pasangan kita mendengar penyesalan itu secara langsung. Bayangkan juga sebaliknya secara langsung kita mendengar penyesalan pasangan kita.
Sumber : Status Facebook Ary Sudiargo
Comment