Oleh : Erizeli Jely Bandaro
Di Shenzen di kawasan Louhu saya masuk restoran cepat saji.Terjadi peristiwa yang begitu menggugah saya. Seorang pria kumal ikut dalam antrian di depan kasir memesan menu pilihannya. Manager restoran itu bersegera meminta agar pria kumal itu di utamakan dalam antrian. Pria kumal itu memesan. Namun ketika dia membuka kantong recehan uang, ternyata tidak cukup.
Pria kumal itu nampak bengong. Tapi salah satu konsumen yang ada di belakangnya mengeluarkan dompet memberikan kode kepada manager agar pria kumal itu menerima pesananya walau tidak cukup uangnya. Dia akan menanggung kekurangannya itu. Pria kumal itu membungkukan tubuh mengucapkan terimakasih. Begitulah budaya China. Mereka tidak memberikan sedekah dengan menanggung semua harga makanan tapi ambil bagian dari effort orang untuk mendapatkan makan tanpa merendahkan orang.
Seorang teman yang berusaha dengan kemampuannya sebagai sales datang ke saya menawarkan produknya. Saya tahu ,saya tidak butuh produk yang dia tawarkan. Tapi tetap saya beli. Mengapa ? Karena saya suka ambil bagian dari effort orang yang punya passion akan masa depan. Itu sebabnya saya terasa terpanggil mendukung Jokowi bukan karena saya Jokower tapi ambil bagian dari effort nya memang seharusnya di lakukan. Apapun karena kita peduli. Karena cinta selalu ada hope.
Nah anak ku..Peduli kepada orang yang sedang berjuang bukan hanya kata pemberi semangat tapi merasa terpanggil berbuat mendukung effortnya , walau itu hanya perbuatan kecil. Setidaknya itu bisa membuat dia merasa tidak sendirian dalam effort nya dan membuat dia terpacu untuk lebih semangat dan sukses…
Ambil bagian dalam proses membuat orang menjadi kupu kupu yang indah itu “sesuatu” banget. Apalagi ia adalah sahabat di mana kamu harus peduli tanpa membuat dia merasa di kecilkan dengan keterbatasannya.
Pahamkan sayang** (ak)
Sumber : Facebook Erizeli Jely Bandaro
Comment