by

Paradigma

Oleh: Muhammad Jawy
 

Tahun 1971, astronot David Scott (program Apollo 15), melakukan percobaan di bulan, menjatuhkan palu dan bulu dari ketinggian yang sama. Yang terjadi? Sesuai dengan prediksi dari Galileo yang dibuat tahun 1600an, bahwa keduanya akan jatuh di dasar pada waktu bersamaan.

Hal ini sekaligus menjadi bukti bagi kalangan seeing is believing, bahwa teori Aristoteles tentang benda jatuh, kecepatan tergantung oleh beratnya (massa), adalah keliru dan sudah punah. Di bumi percobaan seperti itu memang tidak mudah, karena ada faktor hambatan udara, sedangkan di bulan lebih mudah, karena bulan tidak memiliki udara.

Demikian juga dengan teori geosentris, bahwa matahari mengelilingi bumi, sebenarnya sudah tamat dengan ditemukannya stellar parallax pada abad 19 oleh Friedrich Bessel.

Nah era informasi terbuka seperti era Internet ini, ternyata tidak membuat semua orang mudah terbuka pikirannya. Ada sebagian yang menggunakan Internet, untuk sebatas mencari bacaan yang hanya mencocoki keinginannya. Tak heran, hingga sekarang, masih banyak yang percaya bahwa matahari mengelilingi bumi, atau pendaratan manusia di bulan itu hoax, bumi itu datar, dan semacamnya.

“Antum a’lamu bi umuriddunyaakum” “Kamu lebih tahu tentang urusan duniamu” Demikian sabda Nabi dalam sebuah hadits shahih riwayat Imam Muslim.

Dalam perkara dunia, kita tidak perlu takut untuk menjelajahi iptek, selama tidak menyalahi etika dan agama. Sebagaimana para ilmuwan muslim terdahulu yang berhasil melanjutkan legacy iptek era Yunani dengan mengkonversi koleksi perpustaakan raksasa di Alexandria ke dalam peradaban muslim. Bahkan bahasa Arab sempat menjadi Scientific Lingua Franca selama beberapa abad. Eropa kemudian yang melanjutkan dengan menyerap iptek dari peradaban muslim ke dalam peradaban barunya, dalam bahasa Yunani.

Sekarang nyaris setiap bangsa punya kesempatan yang sama untuk maju, karena sebagian besar literatur untuk belajar sudah sangat terbuka dengan era informasi ini. Dan kita bisa mengambil ilmu darimanapun yang kita mau, sekat peradaban sudah sangat tipis.

Tinggal yang paradigmanya mau berubah maju atau tidak.

 

(Sumber: Status Facebook Muhammad Jawy)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed