by

Optimisme Kesembuhan Covid-19

Oleh: Kend Subiakto

Perhitungan minggu lalu dgn asumsi deret ukur yg mengarah ke angka 70-80 ribu, alhamulillah di tutup jauh dibawahnya, Indonesia walau masih tinggi, tapi UK menanjak lagi keterjangkitannya ke angka 48.000, Indonesia 44.000. Kalau dilihat dari rasio populasi UK, maka keterjangkitannya masih 0,07%, Indonesia 0,02% dan total kasus UK sudah mencapai 5,4 juta, INA 2,9 jt.

Melihat kondisi angka di atas posisi INA dalam keterjangkitan dan jumlah yg di rawat msh No 1 didunia, Jumlah yg di rawat 4 tertinggi selain INA adalah UK, MEX, BAGLA, RUSIA.Jumlah keterjangkitan baru masih INA dan FRAN, namun keterjangkitan vs populasi INA 1 %, FRAN 9%, UK 8,8% dengan kasus aktif yg dirawat INA 18,7% hampir sama dgn UK 16,8 %.

Sebenarnya ini tidak apple to apple kalau dilihat populasi dan posisi negara maju dan negara berkembang. Bila diambil populasi yg mendekati adalah Brazil dgn populasi 220 juta, tingkat keterjangkitannya mencapai 9% dgn % tage kematian 2,9 %, sembuh 93 %, sisa yg di rawat 4,4%, hampir sama dgn Mexico, dgn tingkat rawatan 13 %.

Dari kondisi diatas, tingkat kepanikan masyarakat Indonesia yg over harus dihindari, walau juga tidak boleh lengah, pertobatan orang-orang yg merasa kebal covid harus cepat dilakukan karena vaksinasi sedang digencarkan pemerintah sejalan dgn ketersediaan vaksin.

Kenapa optimisme harus di bangun, kita lihat Eropa saja 11-12 dgn kita, Amerika Latin lebih babak belur, dan kita harus melek mata kepada India yg tingkat keterjangkitannya pernah mencapai 400.000 per day, sekarang mereka hanya merawat dengan sisa 1,4%, ini hasil kerja keras dan disiplin yg luar biasa.

Sementara negara lainnya masih melakukan perawatan dgn angka dua digit.Dengan hasil PPKM selama dua minggu INA sudah merasakan progress positifnya walau masih harus kerja keras dalam menekan angka keterjangkitan, kematian dan perawatan.

Kita harus dukung program pemerintah dgn membangun narasi optimisme sesuai kondisi bukan basa basi, tapi jangan juga sok menasihati pemerintah jadi dadakan senagai pengamat ekonomi, penggiat kemanusiaan tapi hanya mulut saja yg belepotan, tetangga isoman belum tentu juga ikut membantu.

Negara ini dikelola dengan aksi dan hati oleh Jokowi dan para Menteri, bukan asal bunyi. Jadi mari kita introspeksi, kita yg banyak bicara ini sudah berbuat apa. Ini kesempatan kalau mau qurban dananya dialihkan ke bantuan kemanusiaan. Ga usah tanya MUI mereka sedang darurat, nanti malah kita di damprat.Salam sehat Indonesia.

(Sumber: Facebook Kend Subiakto)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed