by

Mustafa Kamal Attaturk, Bapak Turki

Oleh : Harun Iskandar

Orang Turki begitu bangga dengan Mustafa Kamal Attaturk. Bagaimana tidak, akibat kalah perang, wilayah dan kekuatan Dinasti Ottoman diprotholi dan dipretheli. Di sebelah timur, negara2 Arab pun ‘merdeka’, ndak mau jadi ‘bawahan’ Ottoman, meski ‘se-iman’. Dilain pihak wilayah Turki, di sisi barat, juga di-bagi2 oleh negara Barat pemenang perang. Inggris, dan kawan2. Wilayah Turki tinggal se-uprit, sekitar Istambul.

Lalu muncullah Mustafa Kemal Attaturk. Dia berperang dengan gagah ‘merebut’ kembali wilayah negerinya. Tentu saja dengan susah payah, sebab musuhnya adalah negeri ‘adidaya’ waktu itu, juga sampai sekarang. Kalau kita berkunjung ke Turki ada museum yang mengabadikan perjuangan rakyat Turki itu. Dalam diorama2 yang cantik. Ndak seperti punya kita, Indonesia, di Monas, Lubang Buaya, atau yang lain. Jauh . . .

Ketika kita, orang Indonesia yang ada di Jakarta, ndak jadi beri nama salah satu jalan di kotanya dengan nama Attatutk, warga Turki mesti komen, ‘Gak pathèk-ên . . .!’Gak ngurus . . . ! Memang kamu siapa ?

Demikian juga komen tentang makam Attaturk. Yang katanya ‘ndak diterima bumi’. Cuma ditindih marmer. Dan tercium ‘bau busuk’. Mereka, warga Turki, cuma terkekeh.’Bau busuk, itu karena hati, pikiran, dan hidungmu sendiri yang busuk. Kok nuduh pahlawan kami yang ndak2 . . .”

Beberapa minggu ini saya sering lihat siaran televisi, langsung atsu tidak’, laga bola voli profesional Turki. Terutama liga wanitanya . . .

Saya selalu melihat sekilas, sebuah kalimat yang ditulis besar2 di arah tribun penonton di belakang posisi tim. Kemudian nemu juga, di lapangan sepakbola, ditulis pada spanduk besar. Waktu tim raksasa Galatasaray bertanding . . .Ada foto, gambar ‘vektor’, sepotong wajah. Bisa saya duga, mesti gambar wajah Mustafa Kemal Attaturk. Jelas bukan Erdogan.’Ben Sporcunun Zeki Çevic ve Ayni zamanda Akhlaklisini severim’

Yang saya tangkap, cuma 2 kata ‘sporcunun’ dan ‘akhlaklisini’. Tentu berarti sport, olahraga, dan akhlak, perilaku. Tapi apa terjemahan tepatnya. Cari sana-sini, akhirnya nemu caranya. Lewat google terjemahan. Ternyata artinya, kira2, ‘Saya suka atlit yang pintar, gesit, dan bermoral, ‘Agak aneh ‘rasa’nya. Mungkin karena terjemahkan kata-perkata. Tapi tidak, bagi warga Turki. Apalagi yang bicara adalah Bapak Bangsa mereka, Mustafa Kemal Attaturk . . .

Sebelum nemu terjemahan versi google itu, sempat terbersit pikiran ‘nakal’. Mengingat Attaturk tersohor sekuler, dan para atlit wanitanya berbusana ndak ‘sarngi’, tapi perkasa. Tim mereka, kelas dunia memang. Awalnya saya terjemahkan, secara ‘nakal’, pesan Bapak Turki ini. ‘Asalkan ‘smash’ kalian masuk, ‘blok’ kalian bisa bendung serangan lawan, meski kalian ndak pakai busana ‘sarngi’, ndak papa. Kalian berarti sudah cukup bermoral . . .’Lhuk !Untung ternyata saya keliru . . .

Sumber : Status Facebook Harun Iskandar

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed