by

Momong

Mengubur segala kerumitan nun di kedalaman. Berkompromi dengan segala kekacauan yang tak tertangani. Mengunci segala keki jauh di dasar hati. Karena galau si ibu konon bisa tertangkap radar si bayi, membuatnya gelisah, lalu menggelisahkan sang ibu.

Tidak mudah menghadirkan jiwa saat pikiran sedang fokus ke tiadanya duit belanja dan pedasnya sindiran mertua. Sulit menghadirkan hati saat di kepala terngiang-ngiang cicilan kredit panci dan aneka tagihan bulanan yang semakin bengkak di masa pandemi. Sulit mendamaikan batin saat kepala panas karena gelut onlen. Gak mudah tetap tenang saat gunungan cucian piring dan pakaian, bahan masakan, dan setrikaan melambai-lambai. Mengantri sentuhan.

Sulit pula fokus momong saat di kepala berkelebat cara bikin paragraf berima yang sinkronnya tiada tara. Iya ini curhat. 

Tapi betapapun sulitnya, segala kerumitan itu harus dikubur dalam-dalam. Mengubur semua dalam-dalam itulah kerjaan yang tak tampak tapi sangat melelahkan. Lahir batin. Jiwa raga.

Tapi begitulah momong adanya. Olah jiwa. Sebenar-benarnya mengolah situasi dan kondisi jiwa, demi menjaga nyawa. Nyawa si bayi, batita dan balita.

Shortly, jangan meremehkan momong bayi.

Ia adalah pekerjaan yang memerlukan kualifikasi tenaga kuli, hati peri, kesabaran nabi, kelincahan kurcaci, tangan gurita, dan mata philips. Terus terang, terang terus. 

Every choice has its price.

Menjaga keselamatan si bayi, memang ada harganya. Rumah berantakan dan aneka kekacauan lainnya, itu harga yang murah untuk terjaganya sebuah nyawa. Bayar dan nikmatilah saja.

Happy life guarding, Moms! 

Sumber : Status Facebook Siti Maryamah

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed