by

Meng-Ahok-kan Abu Janda

Ketiga, kan kemana-mana bawa nama NU, berjaket Banser, sering terlibat dalam kegiatan Ansor. Permadi pernah ikut diklatsar sebagai kader Banser dan lolos dengan baik. Silahkan di cek, banyak koq fotonya. Bahkan dia pernah ketemu dengan Ketua Umum GP Ansor yang sekarang jadi Menteri Agama hingga Ketua PBNU, Prof KH Said Aqil Siradj. Percayalah, nama NU akan baik-baik saja dan tidak akan tercederai sedikitpun oleh prilaku Permadi. Bandingkan dengan Ahmad Dhani yang pernah menjabat struktural di lembaga seni budaya NU, tapi akhirnya harus diberhentikan. Lebih memalukan Permadi atau Ahmad Dhani?

Jangankan Permadi Arya, banyak generasi muda NU seperti Savic Ali, Ahmad Sahal, Ipang Wahid, Guntur Romli saja selama ini belum dianggap merepresentasikan NU. Pun demikian pula dengan Prof Sumanto, Gus Nadir, Kyai Enha, Kyai Rijal Mumazziq, Kyai Ulil Absar dan banyak yang lainnya pun saya yakin 100 persen belum dianggap representasi NU. Mengapa bisa begitu? NU itu ormas besar yang tidak bisa direpresentasikan oleh 1-2 orang. Dia butuh ditopang oleh banyak individu yang lengkap dari berbagai latar belakang. Jadi menganggap pernyataan Permadi dapat memperburuk citra NU, sungguh luar biasa naif. Permadi tidak sebesar itu. Justru yang saya heran, beberapa pihak yang mengklaim demikian malah menganggap posisi atau peran Abu Janda berarti sangat strategis bagi NU. Atau bahkan secara tidak langsung mereka berharap lebih padanya sehingga sewaktu tidak sesuai ekspektasinya langsung “dipukul” beramai-ramai.

Keempat, dipikir kehidupan Abu Janda selama ini baik-baik saja, menikmati ketenarannya, selalu dipuja-puja? Salah. Sudah tidak terhitung berapa ancaman yang didapatkan dan dia bukan orang yang sejatinya benar-benar berani. Beberapa kali teman dekatnya menyampaikan bahwa dia tetap ketakutan dibunuh oleh orang saat sedang perjalanan. Makanya hampir dia tidak pernah sendirian melakukan perjalanan jauh. Yang memusuhi dia bukan hanya orang-orang intoleran, bahkan saking seringnya akun dia di report massal, dia sudah tidak bisa lagi menggunakan akun atas nama Permadi Arya atau Abu Janda terutama di facebook. Sudah langsung di block alias nama itu di black list. Posisinya itu setara dengan organisasi ISIS, FPI atau organisasi lain yang berbahaya. Apakah itu membuktikan Permadi berbahaya? Bukan, hanya karena sistem di FB tidak mampu membedakan mana orang beneran, mana orang yang benar-benar harus diwaspadai. Sampai sekarang Permadi juga belum pernah dihukum karena sebuah kasus tapi FB sudah menyamakan dengan pelaku kriminal kelas berat.

Isu permadi ini akan terus didorong agar tetap terjerat hukum utamanya oleh kelompok-kelompok pemahaman Islam trans nasional (PKS, IM, HTI, FPI dan sejenisnya), individu proksi politik praktis (Rocky Gerung, Pigai, Tengku zulkarnain), dan banyak yang lainnya. Sebab bagi mereka Permadi ini berbahaya. Apa bahayanya? Permadi merupakan salah satu orang yang mampu menyajikan isu serius soal politik, nasionalisme, toleransi, NKRI dalam kemasan sederhana, ringan bahkan kocak. Disinilah masyarakat banyak yang kemudian tersadarkan bahwa Indonesia tidak sedang baik-baik saja dan ada kelompok yang ingin memporak-porandakan keberagaman. Di kelompok mereka tidak ada yang sekualitas Abu Janda. Permadi mampu mentransformasi pesan-pesan berat ke model sederhana dan sangat mudah dicerna awam. Baik berupa tulisan, drama, cerita, hingga lagu.

Permadi itu paket lengkap untuk melawan gerakan-gerakan yang membahayakan NKRI dan keberagaman. Dia bisa kita sebut massenger dan harus kita lindungi. Jangan sampai terjebak proxy atau permainan mereka. Memang targetnya “dibunuh” agar kita kesulitan melawan kelompok yang sangat solid, terorganisir dan sangat patuh. Jangankan lawan Sugik Nur, Maher Thuwailiby, Jonru, Felix mereka sangat jauh mengemas pesan sebaik Permadi. Bahkan level Yahya Waloni, Hasan Haikal, Rizieq Shihab, hingga Tengku Zulkarnain argumentasinya dapat dipatahkan dengan mudah oleh Abu Janda jika menyimpang dari kaidah toleransi, keberagaman dan NKRI.

Teruntuk NU, masak iya sih si Permadi yang sudah ikut diklatsar, sudah bertemu Gus Yaqut bahkan Kyai Said Aqil tiba-tiba dengan mudah dinyatakan bukan kader NU. Bahkan ada yang sebut asal usulnya tidak jelas. Tolong, koreksi pernyataan-pernyataan begitu. Bagaimana bila dia digarap kubu sebelah? Dicuci otaknya dan kemudian melawan kita? Kebayang ga sih betapa repotnya meladeni orang model begitu. Sudah kocak, artikulasinya jelas, mampu menembak persoalan dengan tepat dan tidak berbelit-belit.

Ya sudah, jika dianggap salah dimaafkan saja. Panggil ke GP Ansor atau PBNU lakukan pendalaman secara khusus. Agar setelah itu kapasitas dia justru makin meningkat, makin bertaji dan makin jitu cara memukul para pengganggu NKRI itu.

Jangan sampai Permadi Arya di Ahok kan. Sakit rasanya

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed