by

Menelaah Foto Ikonik Bung Tomo

Dalam foto ini Bung Tomo memakai seragam hijau, meskipun bukan “hijau muntahan” seperti yang dikenakan banyak pejuang 1945, sebuah warna hijau tidak rata yang terjadi karena proses pewarnaan kain terburu-buru.

Bagi penggemarnya, masa lalu Bung Tomo menjadi semakin harum seiring waktu. Versi-versi baru foto beliau senantiasa membanjiri internet. Cerita ini agak mirip dengan foto Che Guevara, seorang pejuang gerilya di hutan yang kurang sukses, yang dengan teknologi digital disulap menjadi seorang Palawan yang penuh pesona.Teknik yang sama dipakai untuk merubah citra Bung Tomo. Mesin cari Google dengan kata kunci Bung Tomo akan menghasilkan 40 sampai 50 versi foto yang sama, yang dipecaya oleh khalayak ramai sebagai foto beliau beraksi di Pertempuran Surabaya. Dalam posenya beliau, mengenakan seragam tempur, tanganya menunjuk pada sebuah benda di kejauhan, konon diambil semasa pertempuran berkecamuk.

Foto (Bung Tomo) ini telah digunakan berkali-kali dan dapat dibeli di geleri dan toko buku umum di Jakarta. Bung Tomo diplot menjadi seorang pemimpin pada Pertempuran Surabaya, berdiri dan menghardik gagah menghadapi musuh yang kuat.

Namun #penggambaran_ini_palsu, menurut rekan juangnya Suhario, yang ada saat seorang fotografer Jakarta meminta Bung Tomo untuk berpose di dekat anak tangga sebuah hotel wisata di Malang di tahun 1947. Sutomo sendiri tidak pernah bilang foto tersebut di Surabaya (administrasi NICA Belanda sedang menguasai kota saat itu), yang menggambarkannya berdiri di bawah sebuh payung taman hotel menunjuk pada kerumunan imajiner.
“Bung Tomo, itu foto diambil di hotel Malang, payung besar dan rambut panjang. Di tahun 1945 (di Surabaya) dia #tidak_pernah_menembakkan_pistol atau #senapan_apapun. Saya tahu, Foto itu diambil tahun 1947, “ kata Suhario. Saya telah menulis tentang ini dan tidak ada yang menyangkal informasi ini. (*)

Bisakah Suhario salah ? Suhario menganal Sutomo hmpir seluruh hidupnya, ijadi kecil sekali kemungkinannya beliau salah orang.

Pihak Ingris juga salah sangka Sutomo sebagai seorang pemimpin pasukan saat pertempuran, sesuatu yang menguntungkan pejuang Arek Suroboyo yang menganggap Sutomo sebagai pengalih perhatian bagi musuh, meskipun tidak secara sengaja. #Sutomo_tidak_pernah_bertempur_di_jalanan_Surabaya_sama_sekali.

Foto di Malang ini juga digunakan untuk illustrasi sampul elakang buku Heat and Vision (**) untuk menggambarkan Pertempuran Surabaya.

Suhario membicarakan asal usul foto tersebut menjadi ikon di wawancara dengan penulis. Penjelasannya adalah bahwa sebuah foto yang diperuntukkan untuk masa pasca perang kemudian menarik perhatian berbagai penerbit buku sebagai foto yang mewakili nuansa Suabaya 1945. 
.
Hal ini kemudian menjalar, dan mitos Bung Tomo menjadi terkait erat dengan foto itu, sekaligus menjadi bukti bagaimana penggambaran sejarah bisa dipengaruhi.

Dikutip dari buku “Surabaya 1945 Sakral Tanahku” oleh Frank Palmos

Sumber : Status Facebook Bagus Supomo

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed