by

Memecah Gelombang Tagar, Berkendara Algoritma

Oleh : Mashuri Mashar

Genap sudah 1 kali 24 jam. Sejak tanda pagar (TAGAR) PercumaLaporPolisi bergema di media sosial, tandingan gerakan tersebut kemudian mencuat. Tagar PolriSesuaiProsedur saat ini bertengger pada laman popular di jagad Twitter.Saya kira, munculnya tagar saingan ini tidak mengherankan. Apalagi jika diperhatikan para pengusung awal berasal dari kalangan dalam Kepolisian Negara Republik Indonesia. Mulai dari tingkat pusat (POLRI) hingga kecamatan (POLSEK), menceburkan diri lewat tanda pagar ini.

Bagi yang belum paham apa itu tagar dan bagaimana fungsinya, berikut ini penjelasan singkat yang bisa saya sampaikan. Tanda pagar atau dalam Bahasa Inggris biasa disebut dengan hastag, secara secara sederhana; adalah penghimpun topik tertentu. Jadi tagar memberikan batasan spesifik terkait ruang lingkup suatu pembahasan. Sekaligus menjadi fungsinya. Jika kita hubungkan dengan fenomena viral dua hari belakangan ini, tagar itu laiknya sebuah isu atau kendaraan yang menyatukan banyak orang. Jadi saat ingin bergabung, wajib hukumnya mencantumkan tagar tertentu atau menciptakan tagar baru sebagai isu tandingan. Coba bayangkan jika sebuah tagar mendapat gelar viral atau ter-vibes (meminjam istilah masa kini). Tentu bisa dibayangkan besar cakupan jangkauannya.

Oh iya, menurut algoritma; syarat beberapa atau sebuah kata menjadi viral ialah terpakai minimal dalam 2000 postingan. Saya ambil contoh kemarin. Saat pagi hari, beberapa kata dan tagar dilaporkan oleh salah satu kanal media sosial terkerek naik menuju viral. Melalui info inilah kemudian saya berinisiatif untuk gabung dengan mereka-mereka yang sejak Sabtu (9 Oktober) sudah menyuarakan penegakan keadilan lewat tagar PercumaLaporPolisi. Saya mulai posting bentuk kegelisahan pada pagi pukul 09.15 WITA. Berbekal sebuah video, beberapa kata kunci, dan tagar viral yang saya rangkai dalam sebuah kalimat kemudian mulai bergabung.

Hasilnya, postingan ketiga saya berhasil mencuri perhatian banyak pihak. Belum cukup setengah jam (30 menit), laporan analitik menampilkan angka ribuan akun yang singgah. Sejak kemarin, postingan yang sama telah menjangkau 25 ribu akun. Dari angka tersebut, setengahnya (10 ribuan) tertarik untuk menonton sepenggal video di postingan saya. Dan sebanyak 1.169 membangun koneksi lewat postingan tersebut.

Mungkin jumlah diatas masih sulit dikatakan sebuah keberhasilan. Salah satu sebab, angka 25 ribu tersebut hanya sekitar 2% dari total akun yang berasal dari Indonesia. Walau begitu, untuk kesekian kali, alogoritma media sosial menunjukkan kemampuan untuk mempertemukan kegelisahan dalam rangka mengambil bagian dalam upaya menyelesaikan permasalahan public. Apa yang bisa dipelajari? Pertama, algoritma telah mampu menciptakan langgam tarung baru dalam upaya mendorong sebuah perubahan sosial. Dan setiap dari kita, punya kuasa untuk terlibat aktif atau hanya jadi penonton.

Kedua, laiknya segerombolan orang yang sedang demonstrasi; pemilihan kata kunci dan tagar viral yang tepat membuat kita bisa bergabung ditengah mereka. Tentu sangat bergantung pada gaya dan kemampuan untuk menarik perhatian orang-orang tadi.

Ketiga, keberadaan kata kunci dan tagar viral tadi menciptakan sebuah peluang untuk pilihan bentuk pemasaran baru lewat media daring. Artinya begini, jika kita istilahkan akun-akun media sosial tadi adalah individu-individu otonom, maka kata kunci dan tagar viral membuat mereka berkumpul dalam sebuah lapangan daring. Tentu saja tercipta peluang untuk berpromosi. Bukankah di dunia nyata, setiap ada kerumunan diikuti dengan munculnya para pedagang asongan?Hal inilah yang kemarin saya sebut dengan istilah memainkan tanda pagar. Sejatinya, algoritma hanya kumpulan perintah dalam dunia computer.

Sehingga mereka tidak akan menjelma jadi petugas yang doyan mengejar para pedagang asongan.Akhir kata, dunia digital atau kita sering sebut daring (dalam jejaring) mempunyai kemampuan banyak untuk bis akita gunakan sebaik-baiknya. Mulai sebagai wahana melakukan perubahan sosial hingga dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomi. Semuanya tergantung usapan jempul pada gawai dan paket data/internet yang tersedia.Selamat berselancar!!!

Sumber : Status Facebook Mashuri Mashar

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed