by

Masa Depan yang Dipertaruhkan

Oleh : Septian Hario Seto

Hampir 3.5 tahun, saya terlibat di dalam pemerintahan pak jokowi saat ini. Sesuatu yg saya anggap sebuah kesempatan belajar yg tidak ternilai untuk orang seumuran saya, terutama bisa melihat dan berpartisipasi dalam berbagai perumusan kebijakan di negeri ini. Menurut saya, pemerintahan ini jauh dari sempurna (dan saya yakin tidak ada pemerintahan dinegara manapun di dunia saat ini yg sempurna), meskipun telah banyak meraih berbagai kemajuan kemajuan yg sangat berarti.

Oleh Karena ketidaksempurnaan itulah mengapa kritik kemudian dibutuhkan, disinilah fungsi check and balance dalam demokrasi yang harus dijalankan pihak oposisi. Saya pikir bangsa ini sedang melakukan transformasi yg besar di dalam pemerintahan pak jokowi. Pembangunan infrastruktur yg dibangun dan reformasi birokrasi yg dilakukan oleh beliau adalah necessary condition untuk kita melakukan leap frog dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yg baik dan berkeadilan. Sufficient conditionnya buat saya adalah pembangunan kualitas sdm yg mumpuni.

Dengan negara seluas ini, dan keberagaman suku, budaya, dan sumber sumber potensi ekonomi di masing masing daerah, tidak mudah untuk bisa langsung merancang dan mengeksekusi program guna memperbaiki kondisi yg ada saat ini secara cepat hanya sekedar copy paste dari model yg berhasil di negara lain. Ditulisan berikutnya saya akan share pendapat saya mengenai hal tersebut. Disinilah fungsi check and balances dari parlemen dan oposisi dibutuhkan, kritik dengan solusi solusi yg didasarkan atas analisis yg akurat, sehingga program pembangunan dapat dijalankan dengan lebih baik.

Toh klo programnya berhasil, anak cucu kita juga yg akan menikmati, terlepas apakah dia dari golongan pro pemerintah atau bukan. Jangan sekedar kritik kritik sensasional berbau sentimen agama, pki, cina dan hal lain yg berlandaskan SARA yang tidak ada gunanya, selain menyuburkan kebencian

Sayangnya, saya melihat benih benih perpecahan dari pilpres 2014, telah menumbuhkan kebencian dan nafsu akan kekuasaan yg menafikan akal dan logika. Kritik yg dilncarkan oleh oposisi banyak yg asal asalan dan tidak berdasarkan data dan analisis yg akurat. Hoax berbau sara menjadi subur di media sosial. Respon yg muncul dari pihak pendukung pemerintah pun juga menjadi liar dan menjurus kampungan. Tidak jarang hoax dibalas dengan hoax. Dampaknya, jika ada kritik dari pihak oposisi yg sebenernya valid dan baik, kemudian menjadi terabaikan, karena tertutup oleh perang hoax menjurus SARA. Ini berbahaya menurut saya.

Para elite politik harus sadar, jika tren ini terus dilanjutkan, maka kita sedang membahayakan masa depan bangsa dan anak cucu kita. Saya masih berharap pilpres 2019 ini, ada perang gagasan dan ide, mengenai bagaimana kita bisa memajukan bangsa dan memperbaiki kondisi yg ada saat ini untuk 5 tahun ke depan. Dan bukan perang hoax berbau SARA atau klaim klaim kampungan.Terima kasih.

Sumber : Status Facebook Septian Hario Seto

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed