by

Manusia Sejati

Saya berkemeja putih juga…seperti mayoritas warga yang datang. 
Angan lebay sayapun melambung tinggi…. Kalau saja nanti ada kesempatan, betapa ingin ku cium tangan beliau sebagai tanda takzim. Ingin memeluk dan menepuk nepuk pundak kurusnya untuk menguatkannya dari hujaman fitnah dan caci maki yang tiada henti. 
Tapi faktanya…..saat beliau sungguh datang, saya hanya mampu memandang dari kejauhan. Dengan tatap yang mengabut oleh rasa haru yang dalam. 

Lihatlah dia…..lelaki kerempeng berbaju putih itu, yang tak merasa lelah merangkul rakyatnya. Yang tiada beban melebur dalam suka cita rakyat yang bungah didengarkan presidennya. 
Lihatlah…..semua rakyat ingin menyentuhnya. Dan dia….menyambut hangat. Mendengar. Menjawab tanya yang kadang menimbulkan gelak tawa. Menyentuh mereka dengan kerendahan hati. Tak sedikitpun kelelahan tergurat di wajah ndesonya. Dan sang istri yang tak kalah ndesitnya itu….dengan ramah bersahaja mendampingi.
Aku tak bisa berkata kata lagi. Mataku makin menghangat. Oleh rasa haru yang tak henti menyeruak dada.

Tentang dia,
Yang menyadari rahasia waktu senantiasa tersimpan dari balik tabir manusia
Tak mau mengulur kebaikan, seperti esok maut akan tiba
Gemerlap dunia tak menghentikannya
Dalam arusnya yang menyilaukan mata
Tak berkehendak ikut gila

Masih tentang dia,
Yang senantiasa membuka seluruh dirinya
Memberikan pelajaran tentang pengabdian tiada batas
Menghidupkan dirinya dalam sakit
Dan kediaman penuh tapa
Dalam kepatuhan yang mutlak
Tanpa sepotongpun kehendak dalam dirinya

Dan aku, hanya mampu menemaninya dalam lirih suara
Yang kadang tertelan oleh riuhnya pesta

#2019JokowiLagi
#SatuSuaramuBerarti

Ngawi,02.03.19 CA

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed