by

Maaf, Ku Jenuh Padamu

Oleh : Denny Siregar

” Pernikahan belasan tahun lamanya bukanlah hal yang mudah..

Tidak mudah memelihara api cinta yang dulu ada, kembali memercik ketika kita menjadi sangat terbiasa dengan pasangan. Dulu selalu ingin berdekatan, sekarang berjauhan malah senang. Merasa terbebas…

Ego yang dulu terpendam karena rasa cinta, muncul kembali ke permukaan. “Kita” menjadi bahasa mahal, ketika “aku” sedang murah2nya.

Istri yang merasa sukses berjalan sendiri tanpa merasa perlu menempatkan suami sebagai kapten kapal. Suami yg rendah diri mengurung diri di kamar , mencari sisa2 kebanggaan dan pengakuan yang tidak pernah lagi di dapatnya dari pasangannya..

Kesalahan ini dibiarkan begitu lama. Lebih percaya kepada orang luar daripada pasangannya. Ikatan menjadi formalitas, dijaga supaya tidak membuat malu muka dengan alasan demi anak2..

Akhirnya aku jenuh..

Sudah saatnya kutinggalkan dunia palsu itu. Harus berfoto bersama seperti keluarga bahagia, padahal sejatinya hampa. Aku pamit pada istriku, mencari kehidupan lain yang akan membuatku kembali hidup. Aku tidak ingin mati dalam kekosongan. Aku ingin dipeluk, dicintai, dibutuhkan, dihargai dan apapun yg membuat aku kembali menjadi lelaki…

Anak2 sudah besar, semoga mereka mengerti bahwa kadang kebahagiaan harus dicari, di upayakan… diam menantinya sama saja dengan menangguhkan harapan…”

Aku tercekat mendengar cerita temanku. Saatnya aku diam karena aku tahu, ia lebih mengerti keadaan yg sebenarnya. Ia berhak memilih dan ia sudah menentukan pilihannya

Malam itu, aku melihatnya pergi. Sudah lama tidak kudengar kabarnya. Aku rindu minum secangkir kopi dan berbicara tentang hidup lagi dengannya..** (ak)

Sumber : facebook Denny Siregar

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed