by

Logika Sungsang

Oleh : Sahat Siagian

Di jagad Facebook, lokal mau pun interlokal, kalau Anda tidak menyodorkan bukti setajam badik Makassar dalam tulisan, Anda pasti dianggap pendusta karatan. Padahal, kadangkala penulis hanya merasa perlu menyodorkan kisi-kisi sehingga pembaca diajak menemukannya sendiri di belantara internet. Dia mencegah perbincangannya berkesan teknikal kalau harus mencantumkan data-data teknis.

Sialnya gak semua pembaca sebergairah itu. Ada yang akses internetnya berkuota minim; Ada yang pemalas; Ada yang gak ngerti bagaimana mencari apa yang mengusik hatinya. Pokoknya, kalau dia gak tahu, yang berstatus penjahat adalah penulisnya. Hebat gak tuh?

Tulisan saya beberapa hari lalu menyentak nalar beberapa orang: Adam dan Hawa bukan yang tertua; lukisan di Sulawesi membuktikan bahwa di sana terdapat manusia yang usia peradabannya 3-4x lebih tua. Katakanlah usia peradaban Adam-Hawa berkisar 5,000–10,000 tahun. Usia lukisan di Sulawesi 40,000 tahun lebih. Siapa yang melukis itu? Dinosaurus?

Orang Batak Kuna punya cerita tentang peradaban mereka yg lebih kuna tapi lebih advanced daripada yang Anda bayangkan. Demikian juga orang Sunda, orang Dayak, dan banyak lagi lainnya. Bukti atas usia peradaban dalam masyarakat yang mereka ceritakan dengan mudah ditemukan. Alkitab dan kitab-kitab suci lainnya sebetulnya masih sangat muda.

Tapi, gilanya, para ‘pendusta’ mendaku bahwa kisah di buku mereka adalah awal dari segala yang ada.Untuk mengobati kemalasan kalian, ini tautan dari BBC berbahasa Indonesia tentang usia lukisan tua di Sulawesi: https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-55642519

Sumber : Status Facebook Sahat Siagian

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed