by

Lagu Joko Tingkir

Oleh : Mamang Haerudin

“Joko Tingkir ngombe dawet, jo dipikir marak mumet.”

Salah satu rasa penasaran saya belakangan ini, kok lagu-lagu khas Jawa Timur banyak laku di pasaran? Padahal lagu-lagu Sunda, tak kalah asyiknya kalau didengar. Judul lagu khas Jawa Timur yang viral itu “Joko Tingkir Ngombe Dawet.” Dalam mendengar dan menikmati lagu, apa pun bahasa yang digunakan, saya akan lebih dulu menikmati nadanya, bukan syairnya. Meskipun bukan berarti saya menganggap bahwa pemilihan diksi syair itu tidak penting. Namun, nada itu tetap yang pertama. Membuat lagu dan alunan musik jadi asyik didengar. Tak terkecuali judul lagu Joko Tingkir ini, saya tidak memusingkan syair lagunya seperti apa, apalagi sampai kepikiran bahwa lagu itu melecehkan ulama. Astaghfirullah.

Ada banyak orang yang mendapatkan manfaat dari lagi tersebut. Banyak orang juga yang terhibur. Apalagi kita sedang hidup di zaman media sosial. Sehingga dakwah Islam tidak melulu melalui ceramah agama. Dakwah Islam melalui lagu khas Jawa Timuran ini yang justru bagus sekali. Bukti bahwa dakwah dengan lagu bisa jadi jauh lebih efektif ketimbang dakwah dengan metode lainnya. Namun, sayang seribu sayang, masyarakat kita seperti kadung punya sensitivitas yang berlebihan, bahkan kerap kali mengada-ada. Acap kali terjebak bungkus, ketimbang substansi.

Orang dengan lagu ini paling tidak akhirnya bisa mengenal siapa itu Joko Tingkir. Lagu itu justru memuat kandungan makna tentang motivasi untuk bersemangat dalam bekerja. Tak ada dalil-dalil agama dalam setiap bait syairnya, tetapi setiap bait yang gubahannya dibuat seperti pantun itu justru begitu mudah dicerna dan syarat kandungan syariat. Dan sama sekali tidak ada maksud untuk melecehkan. Murni bahwa lagu itu merupakan kreativitas pencipta lagu. Harus kita apresiasi.

Apalagi kita tahu bahwa Joko Tingkir itu nama samaran. Nama yang membumi, sesuai dengan konteks di mana saat itu Joko Tingkir berdakwah dan mengayomi masyarakat. Agar tidak ada strata sosial yang membedakan antara orang berilmu dan rakyat jelata. Jadi, saya berharap sudah jangan terlalu dianggap ribet. Sebab tidak ada kecenderungan melecehkan dalam bait syair itu. Sama sekali. Joko Tingkir dan siapa pun orangnya pasti sama seperti umumnya kita, yang menjalankan aktivitas sehari-hari seperti minum, makan dan lain sebagainya.

Wallahu a’lam

Sumber : Status Facebook Mamang M Haerudin (Aa)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed