by

Kondisi Warga Rohingya Myanmar di Bangladesh

Dia datang bersama lelaki tua berjenggot putih. Yang itu adalah kakak dari suaminya yang hilang tanpa jejak. Dia berjalan tujuh hari dari Rakhine, menyeberang perbatasan, mengarungi Sungai Naf, sampai di Teknaf lalu dijemput truk tentara Bangladesh lalu diantar ke camp Taingkhali, Cox’s Bazar, Bangladesh.

Siang yang terik itu, Nahar datang ke posko pengobatan Indonesia. Dokter Iqbal memeriksa, menempelkan stetoskop ke dada bayi Alina. Hanya tulang menonjol. Bayangkan. Bayi mungil dengan tulang dan kulit tipis. Bekerjap-kerjap mata cekung, tangan menggapai selendang lusuh milik ibunya. Tak ada tangis juga. Hanya mulut kecil membuka.

Saya tidak tega. Tidak kuat berlama-lama. Bergeser saya ke sebelahnya. Ada anak kecil tanpa baju, menangis. Jarinya sobek, berdarah dalam. Entah main apa dia barusan. Didekati perawat menjerit ketakutan. Ibunya menenangkan. Setelah diam, telunjuk yang sobek itu ditambal kain kasa dan plester. Tangis tak juga berhenti.[]

Sumber : Status Facebook Amin Sudarsono

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed