by

Kita Rumpun Bhineka Tunggal Ika, Koq Bisa?

Oleh : Eddy Sinang Trenggono

Kita bukan rumpun Melayu

Kita Indonesia, rumpun Bhinneka Tunggal Ika

Baru saat ini tetangga kita Malaysia mulai “memandang” kita tidak dengan sebelah mata.

Mereka mulai berhenti memgassosiasikan kita bukan sekedar sebagai sumber “tenaga kerja buruh dan pembantu” saja.

Mereka mulai berdecak kagum dan sekaligus berdebar debar, menyaksikan bangunnya “raksasa” yang selama ini tidur. Mereka kagum dengan kepemimpinan Jokowi yang gesit dan giat melakukan pembangunan infrastruktur dan mendorong pertumbuhan potensi sumber daya kita.

Mereka membandingkan sosok kepemimpinan Jokowi dengan pemimpin pemimpjn mereka, yang dianggap lebih korup, lebih lelet dan tidak merakyat.

Ada beberapa yang melempar guyonan ingin menukar Jokowi dengan Perdana Menteri mereka.

Malaysia wajar jika berdebar melihat kebangkitan kita, karena dari sisi kekayaan sumber daya alam, jelas mereka tidak sebanding dengan Indonesia.

Apalagi dengan program hilirisasi hasil tambang, pembangunan pabrik pabrik battery, relokasi pabrik pabrik dari China serta penggenjotan infrastruktur.

Sampai saat ini mereka masih sering menyamakan kita dengan mereka sebagai sesama rumpun bangsa Melayu.

Baru baru ini mereka ingin menjadikan bahasa Melayu versi mereka dijadikan bahasa resmi ASEAN.

Beruntung dengan cepat Menteri Nadiem. Makarim menolak dengan tegas.

Bagaimana mungkin bahasa Melayu yang di negeri nya sendiri belum mampu menjadi bahasa Nasional, akan menjadi bahasa kawasan ASEAN. Tentu lebih pantas bahasa Indonesia yang sudah menjadi bahasa pemersatu dari 270 juta orang walau dari ratusan suku bangsa yang berbeda beda.

Ada seorang Profesor Malaysia menggagagas wacana adanya “Alam.Melayu” yang meliputi kawasan Malaysia, Indonesia, Singapora, Brunai, sampai dengan Philipina. Ini lebih lucu lagi, semenanjung Malaysia itu pernah dikuasai Majapahit, dan Sriwijaya. Sebaliknya belum pernah ada kerajaan Malaysia menguasai Pulau Sumatra atau Jawa. Kok malah kebalik mereka merasa seolah berhak mempengaruhi budaya kawasan ini.

Apakah kita termasuk bangsa Melayu?

Secara pribadi, saya akan jawab Bukan!

Bangsa Indonesia adalah bangsa Indonesia.! Bangsa kita adalah campuran fusion yang tidak terpisahkan dari beratus ratus suku bangsa dengan berbagai Ras etnis yang berbeda dengan budaya Melayu.

Budaya Malaysia mirip dengan budaya Minang, Riau, Jambi, Palembang atau Medan Melayu.

Tapi budaya Jawa, Bali, NTT, Maluku, dan Papua beda dan tidak ada di Malaysia.

Karena dahulu kerajaan Sriwijaya yang menguasai semenanjung Malaysia, maka budaya Melayu menyebar ke daerah itu. Bukan sebaliknya. Karena kerajaan di Semenanjung Malaysia belum pernah ada yang menguasai daratan Sumatra.

Dari segi Ras, bangsa Indonesia punya suku suku asal Ras Melanesia yang banyak tersebar di kawasan Indonesia Timur. Kita punya turunan Ras Melayu tua (Proto Melayu) seperti Batak, Dayak, Toraja serta Melayu muda ( Deutro Melayu) sepert Minang, Jawa, Sunda serta tambahan ada juga Ras Mongolid ( China) Weddoit ( India), Kaukasoid ( Eropa) dan Arabic.

Bangsa Indonesia adalah kesatuan yang mengandung berbagai macam jenis sayuran dan bumbu, dan sudah menjadi satu bernama ” Gado gado “.

Melayu adalah satu jenis sayur yang ada didalam gado gado. Jadi bangsa Indonesia lebih besar dari rumpun Melayu

Jika kita menganggap diri kita rumpun Melayu, maka saudara saudara kita dari ras Melanesia di bagian timur, akan merasa ditinggalkan.

Ketika kita mulai bangkit dan akan segera melesat melebihi kemajuan mereka , mereka ingin menyamakan kita sebagai sesama satu rumpun Melayu,

Tapi tidak!

Bangsa Indonesia adalah bangsa Indonesia

Sumber : Status Facebook Eddy Sinang Trenggono

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed