Oleh: Budi Jolong
Sewaktu Raja Brawijaya berkuasa di Kerajaan Majapahit, tersebutlah seorang pelukis dan ahli pahat yang sangat terkenal, Ia bernama Sungging Prabangkoro.
Karyanya banyak dibeli dikoleksi oleh para saudagar, bangsawan dan kaum kerajaan. Hingga suatu ketika Sang Raja terpesona melihat sebuah lukisan karya Prabangkoro.
Singkat cerita Brawijaya mengundang Sungging Prabangkoro ke istana. Sang Raja Brawijaya memberi tugas pada Sungging untuk membuat sebuah lukisan Permaisurinya tanpa permasuri tahu kalau dia sedang kau lukis.
“Sebentar lagi akan ada partemuan agung. Permaisuriku hadir. Kau boleh datang dan melihatnya, lalu setelah itu pulanglah dan buatlah lukisan permasuri untukku. Oya…lukislah istriku dlm keadaan tanpa busana. Kau lukis semirip mungkin.”
Singkat cerita Sungging pulang, dan sekitar seminggu kemudian, datanglah prajurit utusan untuk mengambil lukisan. Namun krn lukisan belum jadi senpurna, maka Sungging minta waktu sebentar, dan krn tergesa gesa, tanpa disadari menetes cairan cat hitam di paha….
Dan akhirnya lukisan tersebut berhasil diselesaikan dan dibawa ke kerajaan. Brawijaya sangat takjub melihat lukisan tersebut, namun setelah diteliti matanya melihat ada tahi lalat dipaha permaisuri, dan singkat cerita Brawijaya curiga dgn Sungging.
Akhirnya Sang Raja memerintahkan Sungging untuk membuat pahatan patung Permaisuri, yg harus dipahat di atas layangan.
Singkat cerita setelah layangan raksasa jadi, Sugging disuruh naik oleh para prajurit, lengkap dgn alat pahat dan bahan dari kayu.
Namun setelah layangan naik dan meninggi, terbang ke arah tenggara, dan ketika pahatan nyaris selesai, datanglah badai menghantam layangan, dan jatuhlah patung ukiran Permaisuri tersebut di sekitar pulau Bali. Dan angin badai tersebut, mendorong layangan ke arah barat daya hingga jatuh nyangkut di balik gunung di Jepara, Jawa Tengah. Hingga sekarang, makam Sungging Prabangkoro di Jepara yg dikenal sebagai daerah pahat ukiran termasyur.
Slm Budaya
(Sumber: facebook)
Comment