by

Ketika Corona Menular Lewat Berita

Di tengah serunya semua wilayah melakukan penyemprotan disinfektan ada pejabat BNPB menyampaikan bhw disinfektan berbahaya utk manusia, di waktu yg sama semua pemda pakai mobil pemadam kebakaran melakukan penyemprotan seperti kesetanan. Dan sampai skrg PMI dan pemda terus melakukannya.

Kawan saya mengirimkan berita 30% warga Wuhan yg sembuh otaknya rusak, Bill Gate bilang vaksin covid19 baru ada 18 bulan kemudian setelah jutaan orang mati terserang, WHO awalnya mengatakan bahwa masker hanya utk yg sakit, sekarang semua harus pakai masker agar tidak menular. 

Obat yg di beli Jokowi katanya belum di uji, WHO sekali lagi menyangsikan validitas angka yg positif covid19 di Indonesia, Gubernur Jakarta mengatakan yg meninggal sudah 968 di Jakarta, tapi tak bisa menyebut kenapa, dia selalu bingung dgn angka, sama dgn 3,7 jt orang miskin di Jakarta, tapi dia menyebutnya hanya 3%, pdhl 3,7 jt itu = 30%, dia mengatakan yg terpapar bakal 6.000 dan bahkan terakhir 8.000 orang. Banyak korban dan kematian kok seolah di harapkan, ente Gubernur atau pedagang peti mati yg kekurangan order penguburan.

Kita jadi gak paham mereka ini sebenarnya mau melakukan pencegahan atau malah menebarkan kematian dgn membuat kepanikan plus pencitraan. Kawan saya bertanya, kok sadis ya kalau hal itu mereka lakukan, saya jawab, jangankan cuma nyawa orang yg mau mereka hilangkan, negara saja hampir di bumi hanguskan demi sebuah kekuasaan yg penuh kerakusan.

Corona, Indonesia dgn 6000an kasus mereka tak percaya, Vietnam dgn Nol kematian mereka terkesima, kok bisa. Bangsanya yg dgn susah payah berusaha mengendalikan mereka curiga, China, Vietnam, Korea yg bs menekan kasus kematian mereka ikut bangga. Kenapa tidak bangga dgn Indonesia yg sampai sekarang tingkat kematiannya hanya kisaran 500an, sementara Amerika, Eropa sdh puluh ribuan, sampai mereporkan tukang kuburan, apa kita mau ikutan, agar bs di jadikan alasan menyerang pemerintah melalui peregangan nyawa orang yg diserang corona.

Dengan angka kesembuhan yg melampaui angka kematian harusnya kita ada harapan utk memperluas zona aman, bukan malah membuat kampanye kepanikan yg berlebihan. Tapi harus diakui di tengah pemerintah mengatasi kesusahan karena wabah, kita juga harus menghadapi manusia sampah yg ikut mewabah. Dan media serta medsos jadi ikut menyampah.

 

(Sumber: Facebook Iyyas Subiakto)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed