by

Kesederhanaan Gibran

Oleh : Nezar Patria

Bertemu dengan Gibran Rakabuming Raka, Walikota Surakarta, yang kerap disapa “Mas Wali”, memang mengasyikan. Dengan gaya santun dan mimik serius namun santai, Mas Wali menyambut tamunya dengan hangat. Saya melihatnya mirip anak muda penggerak start-up dengan gaya jauh dari kesan birokratis. Rambutnya tersisir rapi serong kanan mengkilap diterpa cahaya lampu di ruang pertemuan itu dan dia tampak segar dengan kemeja putih dan jas blazer biru tua.

Dia juga pendengar yang baik dan membiarkan para tetamunya berbicara menyampaikan urusan mereka lalu mencatatnya di telepon seluler dengan pena digital dan dengan tenang memberi tanggapan atas semua pertanyaan. Kami bertemu dengannya untuk soal rencana kerja Masyarakat Ekonomi Syariah dan bagaimana membangkitkan ekonomi rakyat di kawasan Surakarta. Dia mendukung penuh gagasan itu dan memberikan pandangan tentang bagaimana membangun ekosistem bisnis kerakyatan di Solo sekaligus mengingatkan Solo adalah kota yang plural. “Ada banyak kearifan lokal, semua mendapat tempat dan layak dipertahankan,” kata Mas Wali.

Dia mempersilakan tamunya minum teh dan menjajal penganan tradisional yang disuguhkan oleh para pegawai berpakaian adat Jawa: beskap putih dan sarung batik coklat. Sesekali dia bercerita tentang makanan, meskipun agak jenaka dan para tetamu dibuatnya tertawa, tetapi Mas Wali tetap tenang dengan wajahnya yang serius. Ketika pertemuan hampir dua jam itu selesai, Mas Wali mencatat sejumlah butir percakapan yang akan dia bereskan segera, dan menegaskan apa saja yang akan dilakukannya dalam tempo singkat dan bagian yang membutuhkan proses serta usulan untuk membuat kerjasama dengan berbagai pihak.

Dia menutup pertemuan itu dengan mengantarkan para tamu sampai ke teras kantor. Saya melihat sebuah Toyota Innova putih terparkir di depan teras dengan plat merah AD 1 A. Di kaca bagian belakang tertempel poster transparan yang biasa kita temukan sebagai bentuk reklame di sejumlah kendaraan angkutan publik atau mobil sewa online. Tulisan di sana terbaca jelas sebagai sebuah anjuran memakai masker untuk mencegah penularan Covid-19.“Ini mobil Mas Wali?”“Iya, Mas. Ini mobil dinas saya”. Saya menatap Mas Wali dan dia memberi tempat kepada saya untuk foto bersama. Mata saya tetap melirik ke mobil itu dan kagum dengan kesederhanaan anak muda yang memimpin Surakarta, kota bersejarah bagi raja-raja Jawa.

Sumber : Status Facebook Nezar Patria

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed