by

Kepedean Iman

Proses peradilan di MK yang menguliti habis kelemahan dalil pemohon, misalnya, mereka anggap lelucon. Analisis ahli hukum, mereka anggap pembodohan terhadap rakyat. Maka banyak meme beredar menertawakan proses hukum yang sangat serius dan bermartabat di MK itu. Ada banyak orang yang merasa lebih ngerti hukum daripada mereka yang di mahkamah. Persis seperti penonton bola yang menganggap Messi goblok karena Argentina gagal terus di final.

Itu dalam hal hukum. Lebih parah lagi dalam hal agama. Ngaji Qur’an belepotan begitu, tunjuk diri jadi imam di panggung MK. Seolah yang lain tidak bisa membaca Qur’an, sehingga harus ia bacakan. Seolah para hakim tidak sedang mengadili dengan dasar takut kepada Allah, sehingga harus ia ingatkan. Seolah hanya dia yang ingat Allah, bahkan seolah Allah di sampingnya (ikut melengkapi bukti yang kurang).

Seperti dalam salat berjamaah di terminal itu, saya jadi mikir… Apa perlu besok saya tunjuk diri jadi imam biar orang yang corak agamanya begitu tahu diri? Dalam hal salat dan ibadah, saya pilih tidak. Saya pilih jadi jamaah yang memaafkan saja. Wallahu al-musta’an. Tetapi dalam hal bermasyarakat, orang yang kepedean dalam beragama itu harus dilawan. Jangan biarkan mereka merasa paling sesuai agamanya dalam berpolitik. Marai tuman!

Sumber : Status Facebook Arif Maftuhin

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed