by

Kenapa Saya Tak Suka Keluarga SBY?

Mungkin pak Peter jarang melihat saya membangun narasi di youtube, berantem di twitter dan ketawa2 di IG. Saya dimana-mana, pak. Yang gak ada cuman di rumah mertua
Eh, tapi ternyata ada terusannya. Pak Peter bertanya kenapa saya dan beberapa teman lainnya tidak menyukai keluarga SBY ??
Oh, saya mulai mengerti permasalahannya. Mungkin ada urusan bisnis pak Peter dengan keluarga SBY, sehingga ada ikatan emosional dan transaksional di dalam, sehingga sulit melihat dengan jelas apa yang terjadi dari luar.
Secara pribadi, saya tidak kenal dengan keluarga SBY. Ketemu aja ngga pernah. Saya hanya kenal jejaknya lewat 10 tahun kepemimpinannya. Dan apa yang saya lihat dari kepemimpinan beliau sebenarnya hanya kosmetik saja. Polesan disana sini, tapi sebenarnya bolong-bolong. Pak SBY membiarkan banyak mafia berkuasa di negara ini, mulai mafia migas sampai pangan. Gak berdaya beliau mengatasi itu, meski seorang Jenderal.
Dan terutama yang saya tidak suka adalah pembiarannya terhadap radikalisme di Indonesia. Bukan hanya membiarkan, bahkan memberi pupuk mereka supaya berkembang lewat bantuan sosial. Apa pak Peter tidak sadar tahun 2013 HTI hampir saja menguasai negeri ini dgn membajak TVRI dan menyiarkan langsung pemberontakan thd negara tapi dibiarkan saja ?
Apa pak Peter tidak melihat bahwa FPI tumbuh subur di akar rumput dan polisi saat itu tidak mampu berbuat apa-apa ? Apa tidak takut ketika ISIS proklamirkan diri dan membaiat kader mereka dimana-mana ? Di zaman siapa mereka berkembang ? Ya, di zaman pemerintahan SBY lah..
Saya sudah teriak2 waktu itu, “Hati-hati, Suriah bisa terjadi di negeri ini !!” Tapi sedikit yang mendengar karena mereka tidak paham.
Baru ketika Jokowi jadi Presiden semua jadi jelas. Semua paham. Semua takut. Semua melawan. Dan keberanian itu akhirnya muncul juga, karena Presidennya ada di garis depan. HTI bubar. FPI dihajar. Penceramah radikal dimasukkan sel. Pak Jokowi mencuci piring kotor begitu banyak di negeri ini sesudah mereka pesta pora seenaknya.
Terus saya harus suka dengan keluarga SBY gitu, pak ? Yang sibuk pencitraan, sibuk menonjolkan kehebatan, sibuk mencari kesalahan, tapi gak sadar dia sudah membuat banyak kerusakan.
Ah, mungkin juga karena pak Peter tidak pernah berada di lapangan. Bapak pengusaha besar, kaya raya dan meetingnya di hotel-hotel mewah. Kami disini, di luar, merasakan takutnya negeri ini ketika ormas radikal dengan enaknya membantai warga Ahmadiyah di Banten dengan bangga dan divideokan.
Saya sudah jarang nulis, pak Peter, karena saya sedang melirik satu lagi media selain media sosial untuk membangun propaganda positif untuk membangun keutuhan kembali negeri ini.
Yaitu, Film.
Bismillah, satu film bisa tayang tahun ini tentang kecintaan dan persahabatan. Film ini bisa terlaksana karena ada orang2 yang cinta Indonesia yang membantu dengan menyediakan logistiknya.
Dan ketika Demokrat digoyang, saya termasuk yang ikut senang meskipun sama sekali tidak terlibat di dalam. Bagi saya, itu karma. Biarlah mereka merasakan sedikit saja rasa terancam sesudah selama ini menebar pesona sambil membuat banyak kerusakan..
Keluarlah, pak Peter. Bertemulah dengan banyak orang dan bertanya, “Kenapa mereka tidak suka keluarga SBY ?” Nanti bapak akan menemukan banyak jawabannya..
Seruput kopi dulu, bapak.. Semoga tetap sehat.
(Sumber: Facebook Denny Siregar)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed