Oleh : Gunadi
Kelompok radikalis, ekstremis dan teroris hari ini memiliki kecenderungan membajak “nama agama” untuk melegitimasi berbagai kejahatannya, dimana mereka sebenarnya adalah para pengkhianat agama-agama. Mereka adalah orang-orang yang dengan sengaja menafsirkan ajaran agama secara salah demi kepentingan kelompoknya. Dan eksistensi kelompok radilkal ini bukan cuma didominasi oleh SATU AGAMA.
“Selain itu, mereka mengaku memeluk agama tertentu untuk mendapatkan daya pikat dan mendapat simpati secara kolektif dari para pemeluk agama,” kata Abhijit Naskar, seorang pakar Neurosains.
Mayoritas orang Kristen Eropa mendiskriminasi imigran Muslim dan banyak orang Kristen Amerika mendukung aksi penyerangan terhadap Masjid di beberapa tempat. Muslim di Timur Tengah diasosiasikan dengan kebangkitan brutalitas ala ISIS dan al-Qaeda. Yahudi Israel mendukung penganiayaan terhadap warga Palestina. Umat โโHindu India banyak yang terlibat dalam penyerangan terhadap Muslim dan Kristen di negara bagian Gujarat dan Uttar Pradesh.
Militan Buddha di Myanmar juga melakukan berbagai aksi kekerasan yang berafiliasi dengan Ashin Wirathu yang anti-Muslim dengan melakukan persekusi terhadap minoritas suku Rohingya. Di Jepang kelompok sekte Aum Shinrikyo melakukan serangan gas saraf Sarin di stasiun kereta bawah tanah Tokyo pada tahun 1995.
Aksi radikalisme, ekstremisme dan terorisme itu sejatinya hanya JAGO KANDANG. “Mereka selalu menunggangi agama dengan pemeluk mayoritas di suatu negara agar kejahatannya didukung oleh populasi terbesar di wilayah itu,” kata Juergensmeyer. “Mereka menyelewengkan ajaran agama agar aksi kebencian dan kekerasannya seolah dibenarkan agama dan diperintah Tuhan,” tambah Juergensmeyer dalam Terror in The Mind of God.
Abhijit Naskar juga mempertegas semua ini dalam magnum opusnya, Love, God and Neurons; “๐๐ฆ๐ณ๐ณ๐ฐ๐ณ๐ช๐ด๐ฎ ๐ฉ๐ข๐ด ๐ฏ๐ฐ ๐ณ๐ฆ๐ญ๐ช๐จ๐ช๐ฐ๐ฏ. ๐๐ฆ๐ญ๐ช๐จ๐ช๐ฐ๐ฏ ๐ช๐ด ๐ฐ๐ฏ๐ญ๐บ ๐ถ๐ด๐ฆ๐ฅ ๐ข๐ด ๐ข ๐ฅ๐ช๐ท๐ช๐ฏ๐ฆ ๐ต๐ฐ๐ฐ๐ญ ๐ฐ๐ง ๐ข๐ถ๐ต๐ฉ๐ฐ๐ณ๐ช๐ต๐ข๐ต๐ช๐ท๐ฆ ๐ซ๐ถ๐ด๐ต๐ช๐ง๐ช๐ค๐ข๐ต๐ช๐ฐ๐ฏ ๐ช๐ฏ ๐ต๐ฉ๐ฆ ๐ด๐ฆ๐ข๐ณ๐ค๐ฉ ๐ฐ๐ง ๐ข๐ฃ๐ด๐ฐ๐ญ๐ถ๐ต๐ช๐ฐ๐ฏ.”
Sumber : Status Facebook Gunadi
Comment