by

Kejawen

Oleh : Sas

Istilah KEJAWEN memang ajaran dari leluhur jawa murni dan tidak termasuk kategori agama.

Namun ajaran tersebut bisa masuk dan di terima oleh semua agama.

Diambil dari kata JAWA /JOWO saja sudah mengandung beberapa makna. Jawa / Jowo berarti Ngerti, Baik atau perbuatan kebaikan.

Contoh :

bocah kuwi Jowo karo wong tuwane ( anak itu Ngerti sama orang tuanya maksudnya ngerti balesbudi, bekti terhadap orang tuanya )

bocah cilik pancene durung jowo yen salah ojo di seneni

( bocah kecil memangnya belum ngerti kalau salah jangan dimarahi) dsb.

Dan ketika ajaran jawa murni masuk dalam agama terlahirlah nama KEJAWEN untuk menyebut sebutan ketika sebuah agama dan ajaran jawa murni menyatu menjadi sebuah pembaharuan yang bisa diterima untuk beragama dan yang berbudaya. Maka disebutlah KEJAWEN pada istilah Islam kejawen, Kristen kejawen, Hindu kejawen, Budha kejawen.

Ajaran jawa murni sangat halus dan beradap hingga mampu masuk dan diterima oleh agama apapun.

Sejatinya dimasa lalu dimana ilmu spiritual bab ketuhanan mengenal sang pencipta dan ciptaan juga tentang kealam semestaan datangnya dari bumi nusantara ini.

Dan perkembangan peradaban negeri diseluruh dunia datang untuk mempelajarinya. Lalu mereka kembali dan mengembangkan kemampuanya. dan lahirlah agama agama sekarang ini. Jadi tak heranlah jika di nusantara khususnya JAWA banyak di temukan situs situs sejarah yang lebih dulu ada sebelum adanya agama agama yang ada sekarang ini. Leluhur JAWA dalam pengajaran tentang ketuhanan kemanusiaan dan kealaman tanpa ada kitab. Tapi lewat budaya tutur / getok tular pada generasi keturunan.

Meski kadang juga sedikit ditemui pula pada tulisan yang terpahat pada batu. Jadi ajarannya tak terkonsep berbentuk catatan atau tulisan pada sebuah kitab. Ajaran hanya berupa nasehat wejangan diberikan langsung oleh para gurunadi yang telah memahami seluk beluk hidup dan kehidupan pada sesamanya. Ajaran dulunya diperoleh melaui jalan tirakat dengan berbagai macem puasa, melalui laku tapabrata / semadi guna mendapat petunjuk / wangsit / wisik. Itu semua dilakukan oleh para leluhur agar bisanya memahami tentang kasunyatan/ kesejatian hidup dan kehidupan.

Ajaran KEJAWEN murni tidak mengajar atau mendidik permusuhan, tidak mendidik pembunuhan terhadap makhluk lain jika tidak terpaksa. Ajaran Kejawen lebih mengutamakan sifat welas asih , sopan santun, tatakrama dimana menitik beratkan pada keluhuran budi pakerti sebagai pembeda diantara semua ciptaan lainnya.

Demikian sekilas tulisan saya semoga menambah wawasan tentang kejawen.

Mohon koreksi jika ada kekurangan..

Sumber : Status Facebook Sas

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed