by

Kebakaran Gedung Kejakgung Karena Faktor Security atau Safety?

 
2. Api baru padam setelah menyala lebih dari 11 jam. Pihak pemadam kebakaran menegaskan, “Seluruh gedung sudah habis terbakar,” kata Humas Dinas Gulkarmat DKI Jakarta, Mulat Wijayanto, Minggu (23/8/2020). Seluruh gedung habis terbakar karena perambatan besar ke seluruh gedung, antara pukul 00.50 WIB – 02.00 WIB. Api saat itu cepat merambat ke seluruh bangunan, termasuk ruang Jaksa Agung dan beberapa pejabat lainnya.
3. Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung (Kejagung) Hari Setiyono mengatakan, berdasarkan laporan sementara, kebakaran berasal dari lantai enam, merambat ke lantai lima, tempat pembinaan kepegawaian. Lantai tiga itu intelijen, kemudian lantai empat juga intelijen,” ujar Hari dikutip dari KompasTV, Sabtu (22/8/2020).
“Sejak hari Kamis (20/8) cuti bersama Tahun Baru Islam, tidak ada kegiatan,” ucap Hari. Jika ada berkas yang terbakar (dalam kebakaran di Kejagung), dikatakan ada sistem pengamanan
database. “Jadi, kalau ada data fisik yang terbakar masih ada data yang disimpan di database,” kata Hari.
4. Wakil Jaksa Agung Setia Untung Arimuladi memastikan arsip-arsip penyelidikan maupun penyidikan Kejaksaan Agung (Kejagung) aman
kebakaran. “Ini bukan di tempat jadi (kebakaran) ini lantai atas di ruang kepegawaian dan biro umum. Penyidikan berbeda gedung,” ujar Setia Untung dalam keterangannya di media televisi nasional, Sabtu (22/8/2020).
5. Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin memastikan berkas penanganan perkara dan para tahanan aman dari kebakaran yang terjadi di Gedung Utama Kejaksaan Agung, Sabtu (22/8/2020).
Ia menyatakan, Gedung Utama Kejagung yang terbakar bukanlah lokasi penyimpanan berkas penanganan perkara dan tempat tahanan.
“Di sini adalah (kantor) SDM saja, tahanan di belakang, aman, aman, aman semua. Jadi berkas perkara, tahanan, aman,” kata Burhanuddin dalam siaran Breaking News Kompas TV, Sabtu malam.
6. Tugas dan wewenang Jaksa Agung menetapkan serta mengendalikan kebijakan penegakan hukum dan keadilan dalam ruang lingkup tugas dan wewenang kejaksaan.
7. Kasus-kasus besar yang sedang ditangani Kejaksaan Agung :
a. Kejaksaan melakukan penyidikan terhadap dugaan tindak pidana di PT Jiwasraya Persero. menurut Jaksa Agung Burhanuddin membuat resah investor. “Jiwasraya Rp 17 triliun dan terlibat investor asing dan lokal cukup banyak. Ini buat kerepotan, dan penilaian negara dari investor ini sangat mengganggu,” kata Buhanuddin pada saat menjadi pembicara dalam Rapat Koordinasi Investasi 2020 di Grand Ballroom Ritz Carlton, Kamis (20/2/2020).
b. Dugaan Tindak Pidana Korupsi dalam Proses Pemberian dan Penggunaan Fasilitas Kredit dari Bank Mandiri kepada PT Central Steel Indonesia.
c. Dugaan Tindak Pidana Korupsi dalam pemberian fasilitas pembiayaan dari Danareksa Sekuritas.
d. Dugaan Tindak pidana korupsi terkait pemberian Kredit Yasa Griya (KYG), oleh PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Cabang Semarang kepada debitur PT Tiara Fatuba dan novasi kepada PT Nugraha Alam Prima serta PT Lintang Jaya Property.
“Ini merugikan dan menyangkut nama negara. Saya bersyukur BKPM cukup berani. Saya juga yakin ke depan kami lebih maju dari yang lalu,” katanya.
8. Menkopolhukam Mahfud MD menjelaskan telah mendapat laporan, Dokumen-dokumen perkara dan situasi rumah tahanan dinyatakan aman dan meminta semua pihak tidak mengembangkan spekulasi terlalu jauh mengenai peristiwa tersebut.
Analisis
Saat penulis melihat berita kebakaran Gedung Kejagung di media elektronik, api terlihat sudah membakar seluruh lantai. Penulis berdiskusi dengan mantan dosen sekolah intelijen Bais yang penulis panggil “Bro Fred”. Karena sama-sama analis intelstrat dan juga pelaku intel (lapangan dan staf), kasus yang terjadi selalu ditinjau dari tiga fungsi intel (penyelidilan, pengamanan dan penggalangan).
Naluri intel umumnya selalu curiga, melihat kasus bila terindikasi memunculkan kerusakan atau ancaman terhadap pejabat dan lembaga negara. Dalam Kasus kebakaran tersebut, muncul pertanyaan apakah ada unsur kesengajaan atau sabotase? Motif membakar dokumen2 untuk menghilangkan jejak? Secara normatif, kebakaran adalah bidang Safety, berbeda dengan bidang Security yang melihat dari sudut pandang yang berbeda. Investigasi gedung Kejagung harus dari dua sudut pandang, Safety + Security (Intel).
Bidang safety menyangkut sistem keamanan gedung, seperti bahaya kebakaran, gempa bumi dan bencana alam, sistim pemadam kebakaran otomatis, keamanan listrik, lift dll.
Sementara dari bidang security (intel) lebih difokuskan kepada ancaman terhadap institusi penting yang menggunakan gedung yang terbakar. Jaksa Agung beserta perangkatnya jelas bagian penting sebagai penegak hukum, menetapkan serta mengendalikan kebijakan penegakan hukum dan keadilan dalam ruang lingkup tugas dan wewenang kejaksaan.
Artinya dalam pengendalian penegakkan hukum Kejaksaan Agung akan berhadapan dengan para pelanggar hukum yang jelas tidak berdiri sendiri. Dalam tindak korupsi besar, yang bermain adalah hegemoni elit (pebisnis) dan kelompok kepentingan (politisi).
Hingga saat ini Kejagung sedang menangani kasus besar Jiwasraya (17 Triliun rupiah) serta tiga kasus besar lainnya. Para pemain (pelanggar hukum) itu jelas akan selalu berusaha menyelamatkan diri dengan menghalalkan cara. Pembakaran arsip, penghancuran barang bukti, penyogokan, perekrutan petugas, penyadapan diantaranya sangat mungkin
mereka lakukan.
Itulah sudut pandang security yang mau tidak mau sebaiknya menggunakan pendekatan fungsi intel, Lid, Pam, Gal. Se uah informasi menarik, kebakaran terjadi pada Sabtu malam, saat pegawai Kejaksaan Agung sedang melaksanakan cuti bersama, 1 Muharam.
Penulis sepakat dengan yang apa yang disampaikan oleh Menkopolhukam, Mahfud MD, yang mengatakan sudah mendapat laporan bahwa dokumen-dokumen perkara dan situasi rumah tahanan dinyatakan aman dan meminta semua pihak tidak mengembangkan spekulasi terlalu jauh mengenai peristiwa tersebut.
Kesimpulan dan Penutup
Kebakaran Gedung Kejaksaan Agung yang sangat penting sebagai markas institusi penegak hukum jelas bukan sebuah kasus biasa. Ada dua unsur yang perlu diperdalam, dari sisi safety yaitu kegagalan pengamanan gedung dan dari sisi security, akan muncul polemik unsur kesengajaan dan sabotase, yang jelas menurunkan citra dan kredibilitas.
Sebaiknya penjelasan disampailan satu pintu melalui Kapuspenkum saja, sehingga kalau keliru masih dapat dikoreksi. Tidak perlu Kajagung dan wakilnya memberi keterangan, bisa berbeda, yang akan merugikan citranya.
Sebagai penutup, kasus perlu dijelaskan dalam konperensi pers khusus agar berita tidak simpang siur. Apabila kebakaran itu sebuah kesengajaan, dalam ilmu intelijen dan juga reserse, akan tetap ada residu yang ditinggalkan si pelaku, dari sinilah pengendus berangkat. Spekulasi sudah beredar di medsos, sebaiknya kita tunggu hasil penyelidikan aparat keamanan.
Kejagung juga memiliki unsur intel yang menangani kasus, akan lebih mudah menemukan residu apabila memang ada unsur kesengajaan, kita tunggu.
(Sumber: Facebook Prayitno Ramelan)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed