by

Kami PSI, Memilih Merdeka

Kami PSI, lahir dari sebuah cita-cita besar. Untuk memberikan warna kebaruan, yang progresif dan terbuka bagi masyarakat. Kami lahir dari semangat menggeser system politik lama yang bermuara pada kepura-puraan, juga apatisme.

Kami sadar bahwa masyarakat banyak mulai tak peduli dengan politik yang ada, karena terlalu lama karam dalam samudera pembodohan terus menerus. Politik yang dipenuhi banyak politisi yang hanya pandai berjanji tapi lebih sering lupa menepati ketika duduk di kursi parlemen.

Buat Kami, politik adalah sajadah pengabdian. Bukan lagi saatnya menjadikan politik sebagai tempat untuk berleha-leha, apalagi memperkaya diri. Menjadi politisi adalah menjadi hamba masyarakat.

Karenanya kami PSI berani mengangkat issue sensitive, terutama soal intoleransi dan penegakan hukum yang adil untuk semua.

Kami menolak perda Agama, atau perda Injil karena sangat berpotensi untuk menambah sekat di masyarakat. Kita sudah banyak menyaksikan tindak intoleransi di berbagai tempat, dan kami tak mau itu terjadi lagi.

Kami memahami sepenuhnya bahwa masyarakat perlu untuk menegakkan amal maruf dan menjaga diri dan keluarga mereka dari semua bentuk kemungkaran. Tentu itu kami dukung, namun kami merasa solusi dengan Perda Agama atau Perda Injil bukanlah satu-satunya jalan untuk itu.

Perda Agama atau Perda Injil hanya akan menjadikan hukum tumpang tindih. Kita semua sudah memiliki aturan hukum yang juga memuat pasal-pasal menyangkut penegakan moralitas, misal perzinaan, perjudian, dan hal lain.

Tak perlu lagi ditambah dengan aturan yang mempersempit kebebasan individu. Perda Agama atau Perda Injil tak perlu menjadi aturan turunan dari kitab suci. Kitab Suci tak perlu dipersempit menjadi perda lokal. Kitab Suci ditinggikan kemuliaannya sebagai aturan agama saja.

Kami PSI tak khawatir kalau penolakan akan Perda Agama atau Perda Injil ini akan mengganggu elektabilitas. Kami sadar bahwa ini issue sensitive di tanah air.

Namun seperti kata Soe Hok Gie, Hanya ada dua pilihan: menjadi apatis atau mengikuti arus. Tapi, kami PSI memilih untuk menjadi manusia merdeka. Kami bersuara menentang aturan yang berpotensi mengkotak-kotakkan masyarakat dan membatasi kebebasan individu.

Sumber : Status Facebook ZAUMI SIRAD, Ssi.Apt
 

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed