Kata Jokowi, ‘Kalau kedua bendungan itu rampung, banjir DKI berkurang meski ‘baru’ 30 persen’.
‘Nanti pak gubernur DKI’ lanjut Jokowi, ‘akan bikin bersihkan drainase dan ‘sumur resapan’.
Kata gubernur pun begitu. Kalau air hujan bisa dikembalikan lagi ke tanah, beres sudah. Mungkin maksudnya bikin sumur resapan itu.
Sama sebenarnya. Masalahnya. Kapan ?
Wong ‘normalisasi’ sungai yang sudah berjalan pun stop, berhenti di tempat, 2 tahun . . .
Yang dimulai bahkan, mungkin, baru ‘Do-ing’, berdoa. Dan ‘Wacaning’, bikin wacana . . .
Semacam ‘normalisasi’ sungai begitu. Keren. Tinggi. Sampai ndak ada yg ngerti maksudnya.
Dikira kali Ciliwung itu barang ‘asing’. Sampai perlu di-naturalisasi. Dikira Gonzales, Lilipaly, Spasojevic, Maitimo, dan Ezra Wailan . . .
Salah tempat lagi . . .
Ini DKI bukan PSSI . . .
Sepertinya, nurut saya, pada kabinet Jokowi 2019- 2024, diperlukan tidak saja Menteri Pemberdayaan Wanita dan Perlindungan Anak, tapi juga perlu Menteri ng’Urus’-i DKI. MUJ ! Menteri Urusan Jakarta . . .
Kalau ndak, lama2 banjir DKI bisa sampai ke leher. Dan Jakarta pun jadi Atlantis . . .
Sumber : Status Facebook Harun Iskandar
Comment