by

Indonesia, Surga Diatas Dunia

Pasangan ini diketahui telah tinggal di Indonesia sekitar enam bulan dan sangat menikmati kehidupan mereka, terutama karena biaya hidup yang sangat murah. Untuk sekedar perbandingan bagi para pembaca, dua bulan bekerja nonstop dengan over time di Amerika bisa membiayai hidup untuk setahun tinggal di Asia. Bayangkan, di sini di Amerika saya bisa menghabiskan sekitar satu juta rupiah perhari hanya untuk biaya transportasi dan makan seadanya. Sehingga gaji 50 juta sebulan untuk ukuran rakyat di Amerika adalah di bawah standar kehidupan dan bisa terhitung sebagai golongan rakyat jelata.
Entah karena pihak imigrasi yang terlalu berlebihan dalam menetapkan pasal pelanggaran PSBB dalam masa pandemi, toh ajakan pasangan ini bukan serta merta akan membawa serombongan orang untuk langsung datang bertubi-tubi. Orang Amerika itu paling penakut untuk mencoba sesuatu yang baru, apalagi untuk merubah gaya kehidupan yang sudah lama mereka jalani. Seperti ajakan pindah ke negara lain, mereka akan banyak sekali menilik dan memikirkan berbagai hal yang menjadi bahan pertimbangan karena selama ini hidupnya selalu dijaga dengan asuransi. Terutama masalah kesehatan, ketakutan akan makanan dan air bersih, serta kadang meminta jaminan akan kebahagiaan hati nurani.
Saya punya beberapa teman bule yang selalu mengeluh dengan kehidupannya yang menurut ukuran Amerika adalah standar-standar saja. Dengan melakukan pekerjaan rutin di kantor dengan lima hari kerja selama 8 jam sehari dan kadang lembur sekali dua. Gaji juga merupakan standar di Amerika yang setiap bulan sudah habis untuk membayar sewa kontrakan dan hutang kartu kredit serta student loan yaitu pinjaman saat dahulu untuk biaya kuliah. Dan masih menjomblo kronis karena takut untuk mengambil keputusan menjadi kepala keluarga yang harus bertanggung jawab sepenuhnya ketika sudah menikah.
Saya sering menyarankan kepada mereka untuk pindah ke Indonesia dan mencari jodoh saja di sana. Dengan berbekal pengalaman sebagai guru, pasti banyak sekolah-sekolah internasional di Jakarta yang mau memberikan pekerjaan sebagai guru bahasa. Dengan tampang lebih cakep dari Arie Wibowo sebenarnya, tetapi di sini merupakan wajah bule pasaran dan terhitung biasa-biasa saja. Saya yakinkan kepada mereka kalau bisa memilih gadis yang disuka dan para mertua akan mengantri untuk memberikan mahar kawin apa saja yang diminta, soalnya ini termasuk program perbaikan keturunan yang bisa membuat mereka bangga.
Ketakutan terbesar adalah kalau mereka harus pindah agama dan saya katakan kalau di Indonesia bukan hanya Islam tetapi banyak juga yang beragama Kristen, Hindu atau Buddha. Toh, kalaupun harus masuk Islam, mereka tidak perlu disunat lagi karena hampir lima puluh persen pria Amerika melakukan sirkumsisi saat masih bayi karena alasan kesehatan belaka. Selain itu tampangnya yang pasti akan menarik perhatian agen modeling serta bisa menjadi bintang sinetron ngetop dan tidak perlu belajar akting segala rupa. Walaupun mulut saya sudah berbuih-buih menjual kecap dan memberikan gambaran kehidupan di Indonesia yang bagaikan surga di atas dunia, tetap saja mereka tidak berani untuk mengambil langkah.
Tabik.
Sumber : Status Facebook B. Uster Kadrisson

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed