Oleh : Desrinda Syahfarin
Negeri ini menarik karena banyak sekali pertalian sejarahnya dengan Indonesia sejak masa Kekaisaran Sriwijaya, 14 abad yang lalu. Nama Indonesia pun artinya “negeri gugusan kepulauan di Samudera India”.Jai Hind. Jayalah India. Negeri bermayoritas penduduk beragama Hindu namun juga rumah bagi kurang lebih 207 juta orang Muslim (nomor tiga terbesar di dunia sesudah 231 juta orang Muslim di Indonesia, 212 juta orang Muslim di Pakistan).https://en.m.wikipedia.org/wiki/Islam_by_country
Ajaran Islam mulai jadi agama mayoritas penduduk sejak abad ke-15 di sini, namun kaum perempuan Indonesia sehari-hari tetap berbusana lokal (tidak jadi berbusana meniru perempuan Arab) hanya kalau shalat kita jadi mengenakan mukena, meniru di sana perempuan India Muslim mengenakan “mukna”.Jalan-jalan ke India berarti wisata kuliner yang menarik karena mayoritas penduduk beragama Hindu berarti sebagian besar pilihan makanan adalah menu vegetarian yang pasti halal (cemana pulak bisa mengandung lemak babi), hanya komunitas Muslim yang menyajikan hidangan daging/ayam sehingga pasti juga halalnya.
Delhi. Agra. Jaipur. Ajmer. Amritsar. Kochi. Hyderabad.Saya masih belum ke Mumbai. Lucknow. Kolkatta. Shimla. Kashmir. Rencana-rencana travelling yang harus ditunda karena pandemi sedang melanda.Kangen India deh, juga Pakistan. Afghanistan. Iran. Tapi kelakuan manusia nih yang bikin silaturahmi antar bangsa jadi tidak sehore harapan saya. Perang. Penyakit menular.Semoga manusia berhenti saling menyerang, lagi gini kok masih ada aja yang ngebom bunuh diri.
Semoga manusia semuanya mampu berakal budi menempatkan kepentingan bersama di atas kepentingan politik golongan (politisi di India selama bulan-bulan lalu gencar berkampanye bikin kerumunan) atau egoisme keagamaan (Kumbh Mela jadi super spreader event), dan semuanya kompak taat pada protokol kesehatan.Ramadhan tinggal 5 hari, yuk sama-sama introspeksi supaya kita semua kembali fitrah di Hari Idul Fitri.
Sumber : Status Facebook Desrinda Syahfarin
Comment