by

Implementasi Cianjur Gerbang Marhamah

Kedua, dana yang dikorupsi adalah DAK (Dana Alokasi Khusus) pendidikan. Dalam APBN berdasar undang-undang minimal 20%, atau sekitar 400 T dianggarkan setiap tahun. Dana ribuan triliun sejak diundangkan era SBY, belum memberikan hasil sesuai harapan. Salah satunya karena dana-dana itu dikorupsi oleh pelaksana dan pemerintah daerah. Di Cianjur DAK dikorupsi 14.5% dari total 48 M lebih. Dana yang dikorupsi itu dianggarkan untuk merenovasi dan membangun perpustakaan dan kelas di 200 sekolah di Cianjur. Menurut KPK korupsi ini sudah berjalan dari periode sebelumnya, artinya juga dilakukan oleh ayah tersangka, ayah bupati yang juga bupati sebelumnya.

Ketiga, dinasti kekuasaan tidak hanya terjadi di Banten, tetapi juga dibeberapa daerah, termasuk Cianjur. Sayangnya daerah yang di pimpin oleh dinasti kekuasaan tidak cukup sukses, bahkan cenderung korup dan eksploitatif. Daerah menjadi tertinggal, minimal tidak ada kemajuan. Saya kira hampir semua dinasti korup, tapi masih banyak dinasti yang dinaungi keberuntungan, belum kena OTT KPK.

Keempat, gerbang marhamah dan penegakan syariat di Cianjur belum berhasil, terbukti korupsi dilakukan dalam waktu lama oleh kepala daerah yang memegang komando penegakam syariat Islam itu sendiri. Mirip-mirip di Aceh. Pake celana Jeans dihukum, ngangkang dimotor dihukum, korupsi puluhan milyar disanjung-sanjung. Bahkan belum ada pijakam hukumnya dalam perda Syariat. Konyol.

Penegakan syariat dan formalisasi syariat adalah senjata para politis culas dan cemen untuk merebut kekuasaan secara mudah, sama konyolnya dengan partai yang secara resmi menolak perda syariat. Bagaimana lagi, namanya juga jualan. Sayangnya dua market yang berbeda secara diametral ini sama-sama mudah dibodohi, yang satu dibodohi dengan iming-iming penegakan syariat, yang satu dibdodohi dengan jangji penolakan perda syariat. Keduanya sama-sama mengadu domba.

Kira-kira seperti Bu Risma lah, gak bicara Syariat atau menolak syariat, tapi membuktikan dengan kinerja, seperti menutup prostitusi Doli, memperbaiki birokrasi, menata kota, dan mengurusi manusia-manusianya.

(Gambar 1:Gapura selamat datang Gerbang Marhamah. Gambar 2: seorang pedagang yang saleh, menambahkan kemasan di beban timbangan supaya tidak mengurangi bobot barang dalam kemasan yang dijual. Syariat tidak perlu koar-koar. Tapi ditegakan oleh setiap individu melalui akulturasi).

Sumber : Status Facebook Ahmad Tsauri

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed