by

Ideologi Khilafah Mencari Celah

Oleh : Sunardian Wirudono

Penyakit apa sebetulnya, ndhas nggliyeng itu? Apakah itu penyakit, atau hanya karena terlalu banyak mikir, hingga stress, terus nggliyeng? Mikir apa? Stress itu apa? Aembuh wis! Urip tan kinaya ngapa. Antara ada dan tiada. Antara tiada dan ada. Dalam tidur tak teratur, selalu saja menyelinap mimpi. Bertemu dengan orang terdekat, teman lama, yang sudah meninggal, yang tidak kenal tapi kok tahu, kedua orangtua marhum dan marhumah. Sementara buku 1001 tafsir mimpi hanya membahas angka-angka. Tidak pernah membahas nilai.

Saya inget kiriman tulisan tentang Pemerintah RRC yang marah-marah pada Jack Ma dengan alibaba-nya. Yang tampaknya sebagai hero itu, oleh pemerintah komunis China dituding merusak spirit dan mentalitas rakyat China yang pekerja keras dan kreatif. Pemerintah China menyayangkan model ‘kerjaan’ yang dibilang trend masa depan, semodel alibaba itu, hanya melahirkan generasi yang bangga menjadi kuli-ojek. Nunggu orderan, antar-makana, sembari tangan dan mata tak lepas dari gadget.

Ya, saya memahami kegundahan itu, tanpa harus riwil saya bertakon-takon, adakah para Capres Indonesia 2024 juga gundah atas hal itu? Mungkin tidak. Dan menganggep itu semua hanya sementara, efek pandemi. Toh karena pandemi juga, banyak doktor atau akademisi sukacita jadi youtuber, meski kontennya maki-maki kapitalisme, tapi kadang sekaligus China-isme juga. Ini namanya kuli-youtube, menghamba pada algoritma. Persis para wahabi yang mengkapir-kapirkan China tapi menjadi konsumen produk-produk RRC yang murah-meriah.

Habis mau ngomong apa cobak, pepundhen mereka di Arab Saudi bekerja erat dengan Israel, dan tak bisa menutup-nutupi lagi bagaimana Mekkah semakin sekuler. Maka mumpung ada Gubernur DKI model mereka, waham salafi ingin dikembangkan di Indonesia. Di beberapa daerah sudah diujicobakan, seperti deklarasi para wahabi di Yogya yang beraudiensi dengan para Wakil Rakyat DIY untuk mendirikan khilafah Islam di Indonesia. Selama pemerintah, penguasa, aparat negara dan pemerintah berblunder-ria untuk kepentingan politiknya sendiri, main-mata dengan agama-majoritas, akan selalu ada yang diuntungkan dan akan semakin banyak yang dirugikan.

Baik sebagai penumpang gelap, tak berbayar, atau mungkin juga sebagai copet sari’ah. Padal, nggak ada hubungan antara alibabadotkom dengan wahabi. Polanya saja yang sama. Memanfaatkan kebodohan dan ketakutan. Bodoh karena nggak ngerti agama, dan takut karena khawatir dibilang kapir, terus cemas kehilangan pendukung. Terus kayak Bung Karno, berjanji pada Mayor Jenderal (Tituler) Teungku Muhammad Daoed Beureueh, bahwa Indonesia berdasar pada syariat agama. Dan menjadi blunder sejarah hingga kini. Njuk ngapa, lha wong saya saja hanya karena cuma punya duit Rp7ribu terus ndhas-nya nggliyeng, kok mikir khilafah! Met-akhir pekan. Moga sebentar lagi Lebaran lagi. |

Sumber : Status Facebook Sunardian Wirodono III

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed