by

Gelar Sarjana Teologi Abal-Abal

Oleh : Agoes Ibrahim

Suatu hari saya diundang menjadi pembicara di suatu perkumpulan para pengusaha kristen di sebuah kota di Sumut. Setelah acara selesai, ada sesi makan bersama. Saat dinner, saya duduk bersebelahan dengan sahabat saya, pemimpin perkumpulan tersebut. Beliau juga seorang tokoh yang sangat dihormati di kota tersebut. Sambil makan, kami terlibat obrolan ringan. Saat itulah tiba-tiba beliau nyeletuk, “saya terkadang malu dengan diri saya sendiri…hehe.. Terus terang, saya ini belum terlalu paham isi alkitab tapi saya punya gelar Master dan Doktor Theologi sekaligus loh..

“Saya terkejut mendengarnya. Lantas saya menanggapi, “koq bisa ?” Sambil terkekeh, beliau melanjutkan ceritanya, “beberapa tahun yang lalu, ada kawan menawari saya barengan ambil gelar Master Theologi. Saya bilang, saya sibuk sekali. Tak mungkinlah ada waktu untuk kuliah lagi. Si kawan ini bilang, tak perlu kuliah. Cukup dinilai berdasarkan lamanya pelayanan aja. Kalau aktif pelayanan rohani selama 4 tahun bisa dapat gelar S1. Bila 7 tahun dapat S2 dan kalau aktif pelayanan 10 tahun bisa dapat S3…kupikir, ya sudahlah, saya ikut dia aja…””Koq aneh gitu ? STT apa itu ? Apa ga perlu bikin skripsi, tesis atau disertasi ?”, tanya saya.”Hahaha… ini gelar dari STT (Sekolah Tinggi Theologi) Amerika.

Kata kawan saya itu, nanti tesisnya dibuatkan mereka. Kami tinggal mengisi formulir biodata tentang pelayanan kami. Pokoknya saya diminta transfer 15 juta ke panitia…dan beberapa hari kemudian, saya ditelepon kawan itu, dia bilang minggu depan ada pelaksanaan wisuda di sebuah hotel berbintang di Kuala Lumpur. Akhirnya ada beberapa orang dari sini yang berangkat bersama-sama ke KL. Kami dijemput panitia di airport lalu dibawa ke hotel. Eh…pas acara welcome party, kami ditawari lagi untuk sekalian ambil gelar doktornya. Cukup nambah 10 juta aja, kata panitia. Ya sudah, kutransfer duit lagi. Esoknya aku diwisuda 2 kali, dapat gelar M.Div dan Th.D…haha…

“Ternyata bukan hanya di dunia sekuler saja terjadi perdagangan gelar. Di dunia rohanipun tak kalah maraknya. Bahkan mungkin lebih ganas karena persaingan antar gereja dalam berebut jemaat sudah sangat ketat…Pendeta yang tak punya gelar berderet kuatir ga dilirik calon jemaat..!! 🤗

Bagaimana caranya kita sebagai umat awam, bisa membedakan antara pendeta yang punya gelar akademik beneran dengan yang abal-abal ?Sebenarnya mudah koq…Amati saja khotbah-khotbahnya. Bila khotbahnya melulu ngomong, “Tuhan berbicara kepada saya..bla..bla..” atau “Roh Kudus menyuruh saya menyampaikan pesan..bla..bla..” lantas bernubuat dan menjabarkan panjang lebar tentang nubuatannya sambil maen comot 1-2 ayat untuk menguatkan nubuatannya, sudah bisa dipastikan ada yang ga beres dengan gelar akademiknya itu. Logikanya aja, untuk apa Tuhan jadiin dia Master atau Doktor Theologi tapi Tuhan selalu mengintervensi khotbahnya, ga memperbolehkan si pengkhotbah mengupas tuntas tentang FirmanNya yang tertulis. Gak mungkin kan ?

Ada juga pendeta mamon yang cuman mencomot 1 atau 2 ayat lantas ditafsir sesuka hati yang ujung-ujungnya jemaat kudu setor duit ke rekening Tuhan..eh..bukan ding… ke rekening dia atau gerejanya.. trus ditambahi janji Tuhan akan membalas pemberian umatNya berlipat kali ganda.😁Biasanya ayat yang dicomot adalah Kejadian 26:12 dan Matius 13:8. Bila anda mau membaca 1 perikopnya saja, maka anda pasti sadar telah tertipu si pendeta mamon tersebut.. Ada lagi pendeta yang khotbahnya melulu hanya berisi kesaksian… baik kesaksian dirinya ataupun dia cerita kesaksian dari orang antah berantah. Yang pasti isi kesaksiannya juga ga jauh-jauh dari sukses kelimpahan materi, aneka macam mujizat, klaim janji-janji Tuhan dll..

Dan ada juga pendeta halu seperti kesaksian pendeta perempuan yang mengaku ke kutub utara , berjalan di salju setinggi pinggang untuk peperangan rohani di depan laboratorium yang “memproduksi virus covid” , padahal tempat itu sebenarnya hanya gudang benih tanaman..😁 trus dia bilang, pulangnya makan mie ayam di kedai acek-acek yang ada di tengah padang salju..🤩Atau pendeta halu dari Solo yang bilang hari ini menabur 300 jeti , eh esoknya dapet Em-Em an.. 😍Atau pendeta yang kemarin posting kesaksian dirinya dengan judul : Menabur Avanza menuai Alphard..😁 Sesungguhnya yang mereka sembah itu Tuhan atau bandar togel sih..?

Pendeta abal-abal model seperti di atas itu ga akan berani eksposisi atau kupas tuntas FirmanNya yang tertulis alias Alkitab per perikop atau per pasal, karena nanti akan ketahuan begonya. Jadi yang mereka khotbahkan ya itu tadi, hanya seputar “nubuatan” yang dijamin meleset, “janji-janji Tuhan” yang sebenarnya Tuhan sendiri ga pernah janji, “mujizat-mujizat” palsu, bicara tentang “tahun kemenangan, tahun terobosan, tahun kelimpahan, tahun kemakmuran, tahun dimensi baru dll, ngoceh tentang kisah-kisah fiktif nan spektakuler dll…😁 Silakan anda kilas balik, apa yang menjadi tag line gereja anda saat memasuki awal tahun ? Khotbah apa yang disampaikan di awal tahun 2020 ? Apakah pendetamu bernubuat, “Tuhan berbicara kepada saya bahwa tahun 2020 ini adalah tahun penderitaan, tahun kesengsaraan, tahun keprihatinan, tahun wabah penyakit…” atau dia bernubuat, “Tuhan berbicara kepada saya bahwa Tahun 2020 adalah tahun kelimpahan, tahun kemenangan, tahun kemakmuran, tahun terobosan, tahun penuaian, tahun dimensi baru ??

“Bila pendetamu bilang nubuatan yang ke dua, so pasti dia penipu kan ?? Iya atau iya ? 😊Monggo direnungkan..Bila anda melihat ciri-ciri pendeta abal-abal pada diri pendetamu, segera tinggalkan dia. Larilah.. pergilah menjauh dan jangan menengok ke belakang lagi, dari pada anda sengsara abadi kelak.. Jangan takut pada ancaman kutukan pendetamu karena setiap orang percaya sudah dibebaskan Tuhan Yesus dari segala kutuk. Jangan pula anda berpikir, bila gerejamu besar, gerejamu mewah, jemaatnya puluhan ribu jiwa, pendetamu kaya raya , berarti Tuhan hadir di sana, berarti diberkati Tuhan…Itu logika berpikir yang keliru, logika yang sesat..!

Tuhan hadir pada jemaat yang merindukanNya, jemaat yang merindukan kekayaan rohani, Air yang Hidup… bukan kepada jemaat yang rindu pada kekayaan duniawi…..Dan jemaat seperti itu, bisa saja ada di gereja yang miskin, yang umatnya hanya segelintir orang..Pahamkan kawan…

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed