Oleh : Nanang Van Der Saar
Prestasi fenomenal Menkopolhukam Mahfud MD dalam mengungkap kasus kasus besar di Indoesia memuncukan harapan banyak pihak. Kini banyak yang berharap Indonesia terlepas dari lingkaran pembicaraan Anies Ganjar Prabowo. Banyak yang ingin Mahfud MD menjadi Calon Presiden.
Beberapa teman mengajak saya bicara tentang pencapresan Pak Mahfud di 2024. Saya jawab buat apa bicara itu?
Ya. Saya malas bicara pencapresan Pak Mahfud. Saya balik bertanya yang mau dibicarakan apanya? KEMAMPUANNYA atau KEMUNGKINANNYA?
Kalau kemampuannya, apalagi yang mau dibicarakan? Semua prasyarat itu sudah lengkap gak ada yang kurang. Bahkan menurut saya sudah over spek. Kemampuan akademik, pengalaman birokrasi, integritas, track record maupun prestasi sudah komplit.
Jauh sebelum orang lain bicara kelayakan Pak Mahfud sebagai Capres, saya sudah lebih dulu bicara itu. Dulu, ya dulu sejak 2010.
Jadi kalau ada orang mendiskusikan kelayakan beliau, menurut saya itu kurang kerjaan. Gak usah dibicarakan orang se Indonesia sudah tahu beliau layak dan pantas menjadi Presiden. Dan dibanding stok yang ada beliau jauh lebih baik. Capres2 yang selama ini beredar populer karena konten tiktok cengingas cengingis beda dengan beliau yang dikenal karena heroiknya dalam memperjuangkan kebenaran.
Kalau yang dibicarakan KEMUNGKINANNYA inipun juga bikin males ngomong. 2 kali Pilpres saya berada di lingkaran pendukung beliau.
2014 saat detik2 penentuan Cawapres, Prabowo maupun Jokowi sama sama memasukkan beliau sebagai kandidat kuat.
Saat itu seorang petinggi PDIP telpun hampir tiap jam bilang bahwa Wapresnya Jokowi sudah fix MMD. Jangan bermanuver komunikasi ke Prabowo.
Angin surga yang berhembus begitu sejuk hampir tiap waktu. Begitu Prabowo sah mengumumkan Hatta Rajasa sebagai Cawapres orang ini sudah gak telpon lagi. Lalu Jokowi mengumumkan JK sebagai wakilnya.
2019 lebih gila lagi. Gak tanggung2 Pak Jokowi sendiri yang menunjuk beliau. Persyaratan sudah dilengkapi. Baju sudah diukur. Pak Mahfud sudah berada 200 meter dari lokasi deklarasi. Ujung2nya partai partai itu membuat manuver gila tanpa rasa kemanusiaan.
Capres ini penentunya hanya 9 orang Ketua partai. Mau kita sekuat apapun kalau 9 orang ini bilang tidak ya tidak. Kalau mereka bilang Capresnya tukang becak ya sudah jadilah.
Jadi bagi saya sekarang yang perlu itu bukan lagi membicarakan. Tapi lebih penting mendoakan. Berdoa semoga Bu Mega, Surya Paloh, Airlangga, Muhaimin, Prabowo, AHY dll itu sadar bahwa Indoesia butuh pemimpin yang benar dan berani. Jika mereka sadar jadilah, tapi jika mereka gak sadar ya sudah selesailah.
Beberapa waktu belakangan sempat ada optimisme dihati saya karena beliau sering diundang PDIP. Mulai khutbah Jumat, ceramah sampe pembekalan kader. Saya berharap ini jadi sinyal baik dari PDIP.
Tapi saya jadi ciut lagi melihat sikap anggota Komisi III dari PDIP. Johan Budi menakut2i dengan isu reshuffle. Trimedya Panjaitan bilang beliau cari panggung. Arteria Dahlan malah ngancam. Padahal sesuai kata Bambang Pacul kalau Ibu bilang berhenti pasti berhenti. Lha itu sampe selesai gak ada berhentinya.
Sikap Pak Mahfud yang gagah berani mengungkap skandal skandal di negeri ini jika membuat 9 orang Ketua Partai itu menjadi sadar bahwa ini adalah yang tepat untuk Indonesia maka masalah Capres itu tinggal teken saja. Dan kalau lolos jadi capres 100% saya yakin akan terpilih.
Tapi kalau keberanian beliau malah bikin partai2 itu takut gak bisa korupsi lagi, ya sudah terserah mereka saja mau mereka bikin seperti apa Indonesia ini.
Mari berdoa.
Sumber : Status Facebook Nanang Van Der Sar
Comment