Oleh : Ery Lutfihakim
Boleh ga AQ mewakili nakes ingin mengungkapkan perasaan……. Jutaan nyawa yang terselamatkan tidak di pandang tapi terkadang 1 kesalahan dari oknum disorot sampe 7 turunan. Kami para nakes digambarkan seolah kami ini cari untung. Kami pembunuh. Kami gila melakukan apapun. Kami menakut2i covid. Kami gampang mengkovidkan orang dll…
Ada yang share vidio ambulance nabrak pohon diberitakan ambulance tersebut disuruh keliling agar suasana menakutkan. Ada video prosedur pembungkusan mayat padahal itu non muslim. Ada juga Video katanya matanya di congkel sama Rumah sakit dll. Seolah nakes ini kejam, berdarah dingin yang siap membunuh siapapun yang datang ke RS.
Kalo memang kami digambarkan seperti itu kenapa kalian masih mau datang ke RS ketika sakit? Kenapa kalian datang ke nakes ketika sakit… Setiap instansi ada sisi buruk dan ada sisi baiknya. Ada oknum yang tidak baik dan tentunya ada jutaan nakes yang baik. Tugas kami adalah menyembuhkan bukan pembunuh berdarah dingin seperti yang kalian gambarkan. Ada lagi yang share kenapa covid matinya cuma di RS. ada apa dgn RS?? Yang bawa ke RS tentunya keluarga pasien tentunya pasien itu udah sakit, berusaha disembuhkan. Sembuh tidaknya kuasa Allah. Masa iya orang sakit dibawa ke karaoke terus mati di tempat karoke kan lucu…
Kalian bisa bayangin ga sih jadi nakes apalagi yang menangani covid pake APD itu panas mas bro pakai sepatu boot, pakai kacamata, banyaknya pasien yang membludag bikin nakes down kadang imun menurun, ditambah lagi fikiran buruk kalian yang amat kejam pada kami. Bikin setres lah kami. Kalo boleh bicara gedean pasien umum dibanding dana covid yang dibayarnya kadang berbulan2 baru cair.kalian pikir dan covid itu kami yg nikmatin?? Tidak?? tanya pada mereka yang berdasi dikemanakan dananya??
Saya itu kerja berpindah RS itu udah 3x belum pernah nemuin kerjaan yang mencelakai orang. Bahkan kami tiap mau tindakan, contoh mau operasi kami berdoa bersama dulu menurut agama masing2 dan apa yang kami pinta. Ya Allah lancarkan oprasinya selamatkan pasien kami. Kami manusia biasa kami punya hati dan nurani dan kami punya Tuhan yg kami takuti jika kami melakukan kejahatan.#suarahatinakes
Sumber : Status Facebook Ery Lutfihakim
Comment