by

Ceramah Garing

Oleh : Gunadi

Gue tuh paling sering dengerin ceramah di tempat2 ibadah. Paling sering ceramahnya soal taat & taqwa. Padahal kalo dipikir2, kalo mau ceramah panjang2 soal ketaqwaan, mestinya ustad itu ceramah sama mereka2 yang berada di luar tempat ibadah. Kalo sama mereka-mereka yang sudah rajin ke tempat ibadah, harusnya yang dibahas bukan soal ketaatan lagi, mestinya lebih dalem daripada itu.

Yang paling sering gue denger, ceramah2nya adalah soal si baik dan si buruk. Yang rajin shalat vs yang meninggalkan shalat. Yang sering beramal dibandingkan dengan mereka-mereka yang pelit. Yang rajin berpuasa dengan mereka yang enggan berpuasa di bulan puasa, dll, yang intinya adalah antara hitam dan putih. Sangat jarang gue mendengar ceramah-ceramah yang membahas soal zona abu2, hitam nggak putih2 amat juga nggak. Padahal di jaman now ini, sikonnya sudah banyak mengalami perubahan.

Tak sedikit orang yang rajin shalat tetapi juga rajin korupsi. Rajin beramal tapi rajin juga menipu orang lain. Berpuasa, tapi juga masih mau nerima uang pungli atau uang sogokan. Kebetulan dalam hidup gue sering bertemu dengan jenis2 orang seperti ini. Hidup ini bukan seperti sinetron, yang kalau jahat selalu digambarkan suka mabuk2an dan doyan dugem. Sementara orang baik selalu digambarkan selalu rajin ke tempat ibadah & kerap mengenakan pakaian gamis. Padahal hidup tidak selalu seperti itu. Sering gue mendengar ceramah yang buruk soal non muslim, tapi gue ngga pernah mendengar penceramah yang bercerita bahwa banyak juga non muslim yang mau berbuat baik kepada sesama.

Seperti Yayasan Budha Tsu Chi ini ketika membangun perumahan di Palu pasca bencana. Begitu juga jarang gue denger penceramah menjelaskan kenapa ada muslim yang mau berbuat jahat kepada sesama muslim, seperti penipuan travel umroh salah satunya. Ada orang-orang muslim yang jelas2 ngebom gereja, cafe, hotel, dll masih aja diingkari bahwa para teroris itu tidak beragama, alih2 mengakui bahwa mereka-mereka tersebut memang muslim, hanya mempunyai pemahaman yang salah kepada mereka-mereka yang kebetulan berbeda agama. Ada sesuatu di dalam hidup ini seperti orang kentut. Orang kentut itu yang tau pasti cuma dirinya sendiri dan Allah, orang lain cuma bisa menebak2, yang sayangnya tebakannya belum tentu bener.

Penceramah agama itu seharusnya berdiri di tengah2 umat, bukan malah berpihak kepada salah satu kelompok. Buat gue aneh kalo ada penceramah sibuk ngendorse cabub, cawalkot, cagub, apalagi capres, karena dia kan tau di setiap calon ada pendukung2 yang juga beragama Islam, kenapa ngakunya ustad tapi ceramah2nya malah memecah belah umat? Alm Gus Dur mantan Presiden sekaligus kyai itu nggak pernah menghasut atau memprovokasi massanya untuk tujuan politis, padahal beliau sangat bisa kalau mau. Itu contoh sebenar2nya sosok ulama, bukan seperti sekarang ketika para banyak politisi hobinya suka menebar kebencian antar sesama manusia dengan meminjam ujung lidah tokoh2 radikal penjual jasa ceramah.

Di dalam hidup ini, kita tak perlu berupaya untuk menjadi seseorang yang dihormati, dipuji, disegani, apalagi ditakuti. Tetapi jadilah seseorang yang berguna bagi siapa pun di sekeliling diri kita. Ada hadist yang mengatakan bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi org lain. Karena sesungguhnya ketika kita berbuat baik kepada orang lain, manfaatnya akan kembali kepada kita .Wallahualam Bishawab🙏

Sumber : Status Facebook Gunadi

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed