by

Buya, Syiah, Amien Rais & HRS

Oleh : Alim

Ini lagi agak anget soal Muhammadiyah menerima kunjungan ABI dan berencana menjalin kerjasama dengan Al-Mustafa International University, Iran. Tentu yang menghangat adalah kekhawatiran Muhammadiyah disyiahkan atau Muhammadiyah menganggap syiah tidak kafir sebagaimana pendapat sebagian orang² yang menghangatkan isu ini. Ada juga komen netizen bahwa lama kelamaan Muhammadiyah akan menghina Khulafaurrasyidin 😅. Suatu kekhawatiran yang absurd.

Saya kurang tau kenapa kekhawatiran² itu menghangat 10 tahun terakhir ini, bahkan dengan slogan “syiah bukan Islam”, padahal para intelektual muslim Indonesia angkatan 80an seperti Buya, Pak Amien dll sudah melangkah lebih jauh dengan melakukan apresiasi terhadap karya² dan tokoh² syiah seperti Ali Syariati dan tidak menyebutnya sebagai kafir atau bukan Islam. Saya masih ingat dulu banyak muslim Indonesia yang memajang foto Khomaeni sebagai simbol perlawanan muslim terhadap Barat.

Pak Amien membawa pemikiran² Ali Syariati ke Indonesia dengan menerjemahkan bukunya dan membicarakannya di forum². Bukan untuk disimpan sendiri. Kita bisa lihat dengan jelas pendapat Pak Amien mengenai Ali Syariati dan Syiah dalam buku itu, sebagiannya bisa dilihat di foto ini. Pak Amien mengajak kita untuk beyond, tidak perlu membesar²kan perbedaan bahkan mengambil butir² kebenaran dari mana saja datangnya.

Pak Amien dan Buya selaras dengan soal ini, bahwa persoalan sunni dan syiah ini merupakan problem sejarah khususnya konflik politik yang menyebabkan kemunduran umat Islam. Selama umat berkubang dalam problem itu akan terus saja terbebani dalam melangkah maju.

Ketika menjadi dosen di Malaysia sekitar tahun 90an, Buya malah lebih “ekstrim” lagi dengan bilang, “Mulai saat ini saya bukan sunni maupun syiah”. Kalimat ini tentu retoris (karena sistem aqidah dan praktik fiqhiyyah Buya tetaplah ala sunni, ahlussunnah, wa bil khusus Muhammadiyah) dengan maksud bahwa saatnya umat itu maju, move on dari kubangan beban sejarah, sebagaimana juga pendapat Pak Amien tadi.

Agak bergeser sedikit. Seingat saya, HRS juga setidaknya tidak menganggap syiah itu bukan Islam, tapi dari sisi lang lain, yaitu kalau syiah dianggap tidak Islam maka buanyak sekali hadits yang batal dan tidak bisa dipakai. Soal ini saya akan cari sumbernya lagi. Kita juga bisa cermati kayaknya HRS dan FPI tidak pernah demo terkait isu “syiah bukan Islam”, tidak pernah juga mendemo Kedutaan Arab Saudi untuk protes kenapa orang² syiah tetap boleh haji ke Mekah.

Tenang saja, Muhammadiyah akan tetap Muhammadiyah, tidak akan jadi syiah. Beberapa hal tentu akan tetap berbeda dengan syiah kok. Muhammadiyah itu sudah mapan dengan kepercayaan diri yang baik, sebagaimana dulu zaman Kyai Dahlan mengundang SDV dan tidak menjadi sosialis/komunis, sering dialog dengan Pastor tanpa lalu berubah jadi Katolik. Apa sekarang kepercayaan diri itu udah mulai luntur?

___

Dulu ada yang bilang saya syiah. Dengan tulisan ini kayaknya akan makin manteb bilang saya syiah 🤭 yoben.

Sumber : Status Facebook Alim

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed