Pun saat wabah Corona melanda Solo dan sekitarnya, hampir tidak terdengar pak Pur bergerak sebagai individu, jaringan pak Pur maupun relawannya turun ke masyarakat.
Kondisi berkebalikan dilakukan oleh Gibran. Ini bukan soal usia, namun kita bisa cek ke lapangan. Sesaat setelah sama-sama mendaftar sebagai Bakal Calon Walikota Surakarta periode 2021 – 2024, hanya Gibran yang kita tahu aktivitas harian di masyarakat. Sementara Achmad Purnomo yang memiliki jabatan di pemerintahan, pengusaha, organisasi sosial diam saja.
Entah apa yang dia maknai ketika memegang Kartu Tanda Anggota PDIP, sebagai Wakil Walikota, sebagai pengusaha maupun orang penting di Muhammadiyah Solo. Dengan potensi yang cukup lumayan itu semestinya dia bisa lebih banyak bergerak. Kenyataannya tidak.
Toh jika dia rutin turun ke masyarakat bukan hanya rakyat yang senang, kontribusinya jelas dan tentu partai politik dimana dia terdaftar sebagai anggota akan mempertimbangkan bila memang mendaftar sebagai Calon Walikota.
Melihat ketidakseriusannya bermakna bagi rakyat Solo, maka orang tentu akan sanksi, benarkah dia bakal benar-benar menggunakan jaringannya memenangkan Gibran? Rasanya koq bagai pungguk merindukan bulan ya. Faktanya paska pengumuman rekomendasi hingga hari ke 2, Purnomo sama sekali belum pernah bertemu dengan Gibran. Pertanyaan selanjutnya yang layak diajukan, “Benarkah Purnomo bakal serius memenangkan Gibran dalam Pilkada mendatang?”
Saya sih ga percaya
Comment