by

Benarkah Jokowi Lemah?

Polisi pun tahu bahwa sesudah Bandara, sudah dipersiapkan event-event lain yang akan menambah kerumunan.
Salah satu nya event pernikahan.

Bagaimana bisa menyetop kerumunan massa itu…?

Tidak bisa, jalan satu-satunja, biarkan saja dulu.
Fasilitasi kalau perlu, karena massa yang datang sebenarnya adalah korban yang perlu diselamatkan.
Karena itu BNPB bagikan masker sebagai bagian dari protokol kesehatan.
Arus lalulintas diamankan, perkecil parameternya, supaya tidak meluas kemana mana.

Kesal memang, seolah aparat membiarkan kerumunan, tapi tidak ada lebih baik, hanya itu yang bisa dilakukan sekarang.
Apalagi ada yang “sedang menunggu” supaya ada keributan besar.
Ada yang ingin menyiram bensin nantinya jika api menyala.
Dan pembelot itu ada dalam tubuh Pemerintah sendiri.

Malam-malam Jokowi memanggil seluruh kesatuan rapatkan barisan.
Sumpah Setia pada Negara harus dilaksanakan, karena itulah TNI malam-malam mengeluarkan Video Deklarasi Kesatuan.
Itu dulu yang penting, supaya rakyat bisa melihat bahwa TNI ada dibelakang Presiden, sebagai simbol Negara.

Lalu bagaimana dengan Rizik…?

Ia akan dijemput nanti kalau sudah sepi.
Pasal yang dipakai sementara melanggar protokol kesehatan dengan menolak Karantina Mandiri.
Pasal 93, penjara satu tahun lamanya.

Itulah kenapa pada waktu ada kumpulan orang yang ingin bela “Nikita” dibubarkan.
Bukan karena kejam, justru karena sayang.
Jangan sampai kumpulan ini nanti kena Hukuman dengan pasal yang sama.

Situasi memang rumit.
Ini bukan sekedar masalah Rizik.
Dia hanya boneka saja.
Tugasnya bikin masalah, bikin kerumunan besar, menunggu dipukul supaya bisa meledakkan kerusuhan, baru nanti ada tim berbeda yang lebih matang, profesional dan akan menyiramkan bensin supaya api bisa membakar.
PAHAM-KAN…!!!

Sumber : Status Facebook Jan Andrew Rohitu
( Ketum KPA2B )

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed